Peran Dokter Indonesia Merengkuh Science of Human Being

Salah satu yang mengemuka di era saat ini adalah budaya ilmiah dan teknologi sebagai padanan yang serasi “bak” kue yang disarikan dari berbagai bahan material, menyusun kreasi baik dalam bentuk maupun cita rasanya. Bahan material adalah suatu komposisi enzimatis biokimia yang terbentuk melalui proses alamiah dengan keridhoan alam (Sunnatullah), merangkai kearifan dan nada keilmuan berbasiskan integritas dan kejujuran.

Kearifan keilmuan adalah aliran air yang menderas ke dalam tubuh dalam bentuk pola cipta pikir berasaskan nilai sintesis dan solutif sebagai kerangka bakti inovasi dan implementasi keilmuan mengkalbu kerendahan hati. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bergerak dinamis mengisi ruang-ruang tanpa sekat, menuang sudut sudut inti kehidupan maupun sudut yang terpinggirkan. Namun spirit nasionalisme yang dibangun adalah menjelajahnya kekuatan community responsibility budaya ilmiah dan inovasi teknologi sebagai alat dan energi kinerja untuk membangun kemandirian masyarakat, menetaskan lapangan kerja baru yang tersambung dalam jejaring satu desa demi satu desa dan menguak sebagai suatu gerakan perubahan masyarakat yang lebih baik.

Gerakan perubahan itu bukanlah suatu proses instan, namun memerlukan sikap proaktif setiap elemen kebangsaan memetakan problematika situasi nyata dan kongkrit kehidupan di masyarakat, tidak sekedar hipotesis yang diurai sebagai potret saat ini. Problematika nyata tersebut adalah mensinergikan diantara filsafat perubahan yaitu kesinambungan rantai masalah yang dihadapi hari ini dengan masalah yang akan dihadapi di masa datang dan tindakan apa yang akan dilaksanakan. Sikap proaktif ini adalah intensifikasi penyebaran ilmu tidak memiliki batas-batas diantara subjek dan objek, mengandung makna memotong area interdisipliner dengan memberdayakan potensi-potensi untuk menyentuh kalbu masyarakat.

Budaya Ilmiah dan Teknologi tentunya bersandar kepada pemberdayaan potensi masyarakat. Suatu penemuan dari inovasi teknologi berakar dari suatu proses riset holistik yang mengampu kepada suatu riset masa depan. Model holistik ini dikembangkan dalam bentuk bunga mawar yang berpedoman kepada studi konseptual sebelumnya, penelitian berbasis bukti (RCT) dan dampak realitas sosial yang dibentuk.

Pendidikan dan riset kedokteran memiliki ke ‘khasan’ sebagai suatu proses identifikasi dan narasi keilmuan yang sudah dibatasi oleh model pengkajian garis aktif penelitian berbasis eksperimental maupun non eksperimental. Ruang penjabaran penelitian tersebut berdasarkan kepada analisis sistematik dan impelementasi dengan implikasi klinis secara statis dan dinamis. Penjabaran ruang lingkup riset, bergeraknya norma-norma kajian ilmiah sebagai ajang perbedaan pendapat, perdebatan, keterbukaan dan saling menghargai akan membuka kotak pandora inovasi teknologi berada dalam lingkaran arus arus argumentatif yang dijabarkan sebagai karakteristik sebagai jiwa yang memegang teguh ksatria keilmuan.

Ksatria keilmuan menjadi komitmen penting sejauh mana kita mempertanggung jawabkan kompetensi dan inovasi teknologi untuk menjalani serangkaian silaturahmi dan kerjasama dengan berbagai pihak menautkan kepentingan yang berbeda.

Science of Human Being dan Peradaban Dokter Indonesia

Hal yang menarik adalah tulisan Gabrielle Kembuan dari Harvard Medical School berjudul in the name of good science di Jakarta Post 11 April 2012, mengemuka tentang penelitian berbasis sains bertumpu kepada disain penelitian yang kuat akan memberikan konklusi generasi mendatang, sebagai bangunan peradaban keilmuan bangsa yang kokoh.

Peradaban keilmuan bangsa adalah suatu proses kontemplasi historis yang bergerak dinamis seiring perjalanan kemartabatan dalam menjalankan fungsi-fungsi intelektualitas sebagai pijakan kebijakan dan pemberdayaan masyarakat. Paradigma yang dikembangkan adalah kesadaran adaptif tradisi ilmiah dengan metodologi pengkajian berbasiskan riset untuk membentuk paradigma substansial (prinsip-prinsip dasar), paradigma kontekstual (proses mengurai kebijakan) dan paradigma perubahan (keluaran nilai – nilai baru). Perubahan tersebut adalah pengelolaan sumber daya sebagai kekuatan yang direncanakan untuk masa depan yaitu Sumber Daya Manusia (SDM), Sistem Informasi (SI), Organisasi dan Teknologi. Keempat komponen tersebut merupakan agen dan model perubahan kesadaran diri (profesi) yang dinamis dan multidimensional bertaut dengan kesadaran masyarakat (potensi dan alternatif masa depan) dan kesadaran kemanusiaan yaitu kepedulian sosial menghadapi perubahan eksponensial dan situasi global.

Model perubahan kesadaran diri merupakan suatu tataran komitmen etik yang perlu dibangun melalui kontemplasi kejujuran proses penelitian berbasiskan integritas. Perilaku yang terbentuk adalah wawasan tanggung jawab implementasi keilmuan bernalar kepada kepentingan semesta yang menguatkan akar-akar partisipasi masyarakat. Tujuannya adalah terpenuhi hak-hak dasar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan didukung oleh suatu riset berbasis pelayanan yaitu wadah dan wahana pelayanan sebagai nilai transformasi grassroot untuk mencapai peradaban kesehatan bangsa untuk semua.

Model multidimensional alternatif masa depan adalah kendaraan yang bergerak menatap inovasi-inovasi teknologi ‘bak’ pohon pemberdayaan yang mengokoh sebagai akar yang merambat setiap sisi tanah. Perambatannya merajut stratifikasi akar yang memiliki kekuatan energi berbeda dan tentunya berdampak kepada produk efikasi (hasil riset) berbeda. Kita tidak menafikan adanya riset yang berproses lateral dan out the box, menampak secara kasat mata menguak adanya suatu nilai perubahan kualitas hidup sehat yang lebih baik. Jika mengikuti trilogi filsafat ilmu kaidah aksiologi sudah terpenuhi. Namun apakah secara batiniah kaidah ontologi dan epistemiologi sudah dipenuhi. Jika diibaratkan suatu tubuh, ontologi adalah kekuatan tubuh mengatur peran mekanik metabolik dan epistemiologi adalah ruh perjalanan multi mekanisme tubuh baik patofisiologi dan patogenesis untuk membuktikan suatu intervensi memiliki makna uji bukti. Menghadapi hal ini memerlukan komitmen keterbukaan dengan kerendahan hati dibahas dalam forum multidisiplin.

Kita menyadari bahwa suatu profesi (IDI Reborn) itu dibangun dan diperjuangkan tidak ‘ujug-ujug’. Melalui proses sejarah yang panjang dengan catatan-catatan pinggir memenuhi lembar demi lembar sebuah buku. Etika profesi kita pahami bukanlah suatu aturan dogmatis yang statis dengan aturan-aturan yang mungkin tidak mengikuti perubahan zaman. Namun dalam kerangka penelitian berbasis pelayanan dan penelitian apapun terdapat dua konsep pelayanan yang tetap dipegang teguh yaitu mutu dan keselamatan pasien. Keduanya merupakan rambu dinamis pelayanan kesehatan yang bisa berubah mengikuti perubahan zaman, namun makna filosofi pelayanan tetap tidak berubah.

Dengan demikian, riset – pelayanan kesehatan – mutu – keselamatan pasien adalah kesatuan utuh yang melekat dalam bangunan utama suatu institusi pelayanan dan pendidikan kesehatan. Kekuatan utuh ini tidak dapat diubah semata akibat suatu kepentingan diluar nilai saintifik. Hal ini seperti mencerabut akar yang menyebabkan batang-batang pohon menjadi oleng berakibat terjadinya hambatan untuk menjalin sirkulasi oksigenisasi setiap jaringan dengan pengertian terganggunya ekosistem pelayanan kesehatan dalam merengkuh science of human being.

Tanggung Jawab Science of Human Being adalah perenungan fundamental menghadapi beragam visi dan filosofi hasil penelitian bertitik tolak kepada visi – filosofi dan perbedaan realitas faktual di lapangan dan upaya monitoring dan evaluasi (peer review) tim multisiplin.

Science of human being adalah pemahaman ilmu pengetahuan berkemampuan memetakan realitas dengan caranya sendiri dan mempersatukannya menjadi pandangan menyeluruh ilmu  pengetahuan sebagai fungsi kemasyarakatan. Ilmu pengetahuan tidaklah semata berada dalam kotak statis, namun menganut prinsip sebagai proses revisi yang sifatnya mengurai prosedur yang sangat kompleks mengelaborasi nilai observasi, induksi, konstruksi, teoritis, deduksi logis dan pengujian eksperimental mengurai sebagai sistematika ilmu pengetahuan sehingga sudut realitas lapangan pandangan berbeda (out the box dan lateral) bergerak sebagai ilmu pengetahuan yang memiliki nilai solutif dan sintesis.

Budaya dan Inovasi Teknologi adalah sisi soft skill dan hard skill dari science of human being berdasarkan kepada objektivitas yaitu suatu gambaran realitas yang dapat diamati secara fisik dan adanya determinasi aksi dan reaksi (patofisiologi) dan tindakan terapi berdasarkan analisa eksperimen dengan harapan adanya kebebasan untuk berinovasi. Proses ini akan menumbuh sebagai kajian dan hasil penelitian beruji bukti kerjasama multidisiplin mengembangkan teori dan implementasi untuk memecahkan problematika fundamental ilmu-ilmu yang berbeda.

Progresivitas ilmu pegetahuan dan Inovasi teknologi harus memenuhi fondasi instersubjektivitas untuk dapat diverifikasi oleh semua peneliti ilmiah, kemudian dikomunikasikan untuk mendapatkan critical thinking sebagai metoda inovasi yang dapat dipertanggung jawabkan.  Upaya ini merupakan kesetaraan etik terkait kemungkinan realitas berbeda dan kewajiban etis sebagai penyadaran adanya kesenjangan diantara yang seharusnya ada dengan kenyataan yang terjadi. Dinamika ini adalah penentuan diri kebebasan ilmu dengan prinsip konsistensi yaitu adanya perangkat nilai estetis, sosial, kultural, ekonomi apakah hasil penelitian bermanfaat untuk masyarakat.

Budaya inovasi science of human being menyeimbangkan teknologi dalam etos intrinsik fungsi humanisme seutuhnya sebagai teknologi manusiawi dan memanusiakan berasaskan kedewasaan teknologi. Teknologi dengan perencanaan masa depan melaksanakan proses pembelajaran dan menemukan hasil-hasil yang baru kultur tanpa pamrih, kebijaksanaan dan keterlibatan masyarkat.

Inovasi teknologi adalah keniscayaan, Science of human being dan kesetaraan etis adalah tulang punggungnya

Jakarta, 25 April 2022

Brigjen TNI Purn Dr.dr. Soroy Lardo, SpPD KPTI FINASIM, CiQnR, CiQaR

Ketua Divisi Kebijakan Eksternal dan Kemitraan MPPK PB IDI

Mantan Direktur Pengembangan dan Riset RSPAD Gatot Soebroto

Kepustakaan

Kembuan G. In the name of good science. The Jakarta Post, April 13.2022

Van Melsen, A.G.M. Ilmu Pengetahuan Tanggung Jawab Kita. PT Gramedia. 1985

Gambar Algoritma Budaya ilmiah dan inovasi teknologi: Peran Dokter Indonesia merengkuh Science of Human Being

Download PDF: Budaya Ilmiah dan Inovasi Teknologi: Peran Dokter Indonesia Merengkuh Science Of Human Being

Bagikan