oleh :
Soroy Lardo
Tahukah anda keberlanjutan adalah keniscayaan hidup, bernuansa air mengalir dengan tetesan yang mengikis batu kali, menyerap kandungan mineral, mengurai dimensi zat kimia dan menguak kekuatan istiqomah aliran air, sebagai kompetensi energi yang berkesinambungan. Kompetensi energi hidup tersebut menapak batu sandungan titik-titik kerikil, melompati jurang-jurang ujian kompetensi kehidupan, membentuk energi baru dengan kekuatan yang mematangkan dinamika pengabdian hidup.
Pembangunan kesehatan berkelanjutan merupakan keniscayaan metakognitif yang berurai parade aksiologis penerapan nilai-nilai filosofis kebijakan dan keterbukaan analisis determinan, sebagai suatu kompetensi keilmuan. Kompetensi keilmuan pembangunan berkelanjutan ‘bak menara gading’, sebagai idealitas yang menuntun integrasi atensi dan apresiasi kemampuan keilmuan terhadap akseptabilitas penerapan kebijakan menjadi sumbu pergerakkan kesehatan di masyarakat. Kompetensi keilmuan ini, dapat menjadi nilai reduksi yang berjalan diawan realitas, jika meneropong dari perspektif nilai yang ‘berbeda’, tidak berbasiskan uji keandalan ilmu dan profesionalitas. Transformasi kebijakan pembangunan kesehatan berkelanjutan menjadi acuan penting sebagai kompetensi keilmuan, yang berdampak terhadap perubahan di masyarakat.
Pembangunan kesehatan berkelanjutan merupakan salah satu ujung tombak penting untuk meng”kerangka” konsep keilmuan menjadi tonggak dan tulang punggung kompetensi, bergelayut sebagai ketahanan bangsa yang konsisten. Prinsip yang dikembangkan adalah, pemahaman terhadap Sustainability Development Goal (SDGs), sebagai program berkelanjutan yang menyentuh akar pendidikan di masyarakat dan menjadi tumpuan ketajaman pandangan terhadap akar permasalahan di masyarakat, bertembus pandang menjadi konklusi yang menjejak bumi. Pembangunan berkelanjutan merupakan proses dan mekanisme nilai yang menembus kesenjangan diantara nilai kebijakan dan kondisi realitas dilapangan yang mewujud kepada fungsi solutif. Untuk mencapai hal tersebut memerlukan suatu rule of thumbs, yang kadangkali melalui kebijakan tidak populer dan membutuhkan pengorbanan tidak sedikit.
Formulasi Pembangunan Kesehatan Berkelanjutan
Formulasi pembangunan kesehatan berkelanjutan adalah suatu progress dan kontinuitas kehidupan yang disarikan dari rantai roda pedati, bergerak tanpa lelah, bertumpu kepada keikhlasan kehidupan. Formulasi ini bergerak sebagai nilai keikhlasan yang mewujud derajat kompetensi keilmuan, tidak sekedar proses pembelajaran, tetapi bagaimana suatu kompetensi itu memiliki nilai berdaya sinergitas keilmuan, yang memancarkan internalisasi keberadaan kompetensi tersebut menjadi nilai lebih (value of life).
Formulasi dan konsep pembangunan kesehatan berkelanjutan memerlukan pendekatan kejuangan sebagai nilai dan berdayanya spirit kompetensi secara sehat dan terbuka, sehingga menjadi suatu kekuatan sosial yang tidak dapat dipengaruhi oleh pendekatan manajemen politik yang berfokus kepada pendekatan struktural. Kompetensi keilmuan dalam konteks SDGs, bergerak sebagai suatu nilai tambah yang selalu bertumpu kepada peningkatan kualitas kesehatan masyarakat yang berkelanjutan, dan berupaya untuk senantiasa to do more. Spirit juang dan inovasi menjadi jejak yang meninggalkan fakta sejarah bangsa.
Komponen lain dalam formulasi pembangunan kesehatan berkelanjutan adalah, bagaimana me ‘maintain’ konsistensi transformasi perilaku hidup sehat. Transformasi perilaku hidup sehat mencakup suatu effort individu yang mungkin pada awal terkait dengan ego sektoral, bergerak menjadi suatu ego komunitas, mengendepankan tali-temali kerjasama dan networking sebagai titik tumpu utama.
Transformasi perilaku pembangunan kesehatan berkelanjutan, menguak spirit bagaimana suatu cultural community oriented (CCO) terbentuk. CCO menjadi titik awal (turning point) aliran air bergerak secara istiqomah dalam ruang kosong, mengisi titik-titik nilai kehidupan, sebagai penjaga gerbang agar tombak perjuangan hidup tepat pada sasaran utama.
Transformasi pembangunan kesehatan berkelanjutan adalah bagaimana mengintegrasikan infrastruktur, struktur kebijakan dan dinamisasi kinerja kesehatan dalam satu atap. Formulasinya adalah perencanaan yang matang, mensinergikan diantara jaringan birokrasi dengan partisipasi masyarakat untuk saling berkontribusi. Titik tujuan yang diharapkan dari formulasi ini adalah menjadi nilai solutif diantara kesenjangan idealitas dan realitas, berbasiskan kepada kemampuan koordinasi, mendobrak kebekuan egosektoralisme (silos), mendorong kerjasama, kesalingterkaitan (interconnectedness) dan mengunci setiap kendala dengan indikator terukur.
Energi Lingkungan dan Kekuatan Grass Root
Peran lingkungan merupakan inti dari pembangunan kesehatan berkelanjutan. Lingkungan merupakan dimensi ruang tanpa batas dan sekat, menguak kemandirian peran untuk berkontribusi mengisi celah-celah kebekuan progress kehidupan, bertransformasi menjadi formulasi hidup yang lebih baik. Kita lupa lingkungan sebagai soft copy penerapan dari suatu kebijakan, standar operasional dan guidelines yang sudah teruji. Sejauh mana akselerasi cita kebijakan yang diterapkan pada generasi dibawah kita, menjejak sebagai tapak-tapak pelayanan dan pengabdian hidup berorientasi kepada rasa bangga berdaulat sebagai suatu bangsa.
Lingkungan pembangunan kesehatan berkelanjutan memiliki kotak-kotak ruang tanpa batas dan sekat, yang kadangkala oleh birokrasi dilupakan harus diisi. Ruang tanpa sekat itu adalah suatu transformasi untuk menggerakkan elemen pelayanan, pendidikan dan penelitian kesehatan sebagai landasan dan jejak kesehatan bangsa. Pendidikan, dan mungkin penelitian hanya ditempatkan pada sisi pinggir lorong birokrasi. Pembangunan kesehatan berkelanjutan, secara kasat mata dan kasat hati harus digemakan sebagai ruang hampa tanpa sekat yang mungkin pada awalnya tidak bernilai suatu material baku, namun dalam pergerakkan diamnya akan menjadi suatu value yang bernilai khusus sebagai keberlanjutan mutu dan peduli.
Bagaimana pembangunan kesehatan berkelanjutan menyemai kekuatan grass root ? Ya memerlukan suatu jalinan berantai dengan siklus berputar, sebagai gerak angin berimbas gerakan energi yang dapat menembus dan mempengaruhi sekat alam. Kekuatan grass root berpijak kepada stratifikasi masyarakat, mengatur siklus keberagaman ‘bak’piramid dengan peran grass root sebagai tumpuan energi bangsa yang ‘diam’, namun sangat berperan menjadi gerakan masyarakat yang menentukan tiang bangsa ini tetap kokoh dan tegar menghadapi derasnya angina yang bergerak maju. Potensi masyarakat grass root, jika distimulasi menjadi gerakan sosial yang sangat kuat.
Pembangunan kesehatan berkelanjutan dalam mengembangkan gerak kebijakannya, membutuhkan energi grass root, yang mungkin dilupakan penentu kebijakan, sebagai salah satu pilar menentukan berkesinambungannya integrasi efektif dalam networking integrasi, diantara komando fungsional dan konvensional di update sebagai kekuatan digitalisasi jejaring berkesinambungan.
Performance dan Alih Generasi
Bagaimana pembangunan kesehatan berkelanjutan dapat bertahan ? Performance dan alih generasi jawabannya. Performance adalah destinasi bangsa dengan pola yang menggaungkan spirit perubahan kehidupan yang lebih baik. Performance destinasi bangsa ditentukan oleh sejauh mana networking merajut tali-temalinya kepada dasar-dasar kehidupan yang mengutamakan “Rahmatan lil Alamin”, sebagai idiom kebersamaan, dengan merujuk kepada kembalinya untuk hidup berdaulat berdasarkan UUD 1945. Formulasi tersebut adalah mengintegrasikan peran kebijakan, peran gerakan peduli institusi pelayanan kesehatan dan peran networking diantara peran pelayanan, pendidikan dan penelitian. Kekuatan integrasi ini akan menjadi suatu alat validitas kompetensi keilmuan, sebagai tonggak ketahanan bangsa, didukung kolaborasi keilmuan yang menajamkan inklusif kebijakan.
Alih generasi merupakan energi untuk memelihara pembangunan kesehatan berkelanjutan. Alih generasi merupakan pola transformasi yang memuat prinsip ideologis, komitmen dan spirit inovasi kebangsaan. Prinsip alih generasi tidak semata adanya gerak spirit kebijakan, namun diperlukan suatu”blue print” yang secara gradual mengejewantahkan suatu gerakkan bersama untuk membangun sustainability culture sebagai daya rekat mengembangkan energi-energi terbarukan untuk keberlanjutan pembangunan kesehatan lebih baik.
Kultur Pembelajaran dan Leadership
Kultur pembelajaran kehidupan adalah sejauh mana dimensi akal dan kalbu bergerak dalam kesintasan prediksi masa depan yang lebih baik, dituangkan melalui amal keilmuan berdimensi keselamatan sosial di masyarakat. Kultur pembelajaran pembangunan kesehatan berkelanjutan merupakan dimensi perangkat lunak, dengan rangka penguat keilmuan berkelanjutan mengisi rongga-rongga organisasi, sehingga bangunan kerangka keras tetap kokoh dan menampilkan martabat untuk belajar dan berintropeksi dari kesalahan yang diperbuat, sebagai perawatan berkelanjutan.
Kultur pembelajaran pembangunan kesehatan berkelanjutan adalah bagaimana menjadikan suatu kesalahan menjadi mekanisme peningkatan intervensi kebijakan kesehatan, sebagai bagian sistem perbaikan kesehatan masyarakat menyeluruh menuju Comprehensive Unit Based Safety Program (CUSP). Peningkatan perawatan berkelanjutan berbasis CUSP, dengan struktur yang tersedia dapat mengembangkan strategi yang luas meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dengan fleksibilitas terhadap aturan dan kebijakan organisasi. Dalam CUSP, eksekusi kebijakan mengadopsi area kerja (nasional/ daerah) dan secara aktif berpartisipasi dalam upaya meningkatkan program kesehatan di masyarakat dengan alat ukur terstruktur. Tujuannya adalah untuk mendapatkan sinkronisasi dan peninjauan kendala yang terjadi di masyarakat dengan tindak lanjut menjadi metode umpan balik dengan menerapkan kesalahan sebagai energi implementasi lebih baik.
Leadership dan transformasi adalah dua sisi mata uang yang saling melengkapi dalam pembangunan kesehatan berkelanjutan. Berbasiskan sunatullah, keduanya memiliki mata kalbu, bergalurnya spirit kehidupan menghadap cita inovasi kehidupan. Al Qur’an (QS 3 : 191-192) mengungkapkan melangit dan membumi rahmatNya, kontemplasi ciptaanNya, dapat dikelola dengan leadership dan kekuatan perbuahan. Leadership dan kekuatan perubahan mewujudkan jiwa kerendahan hati yang dipupuk dengan kedalaman ilmu (QS 25 : 63-68), menjalani aktivitas dan menjelajah kehidupan sebagai ‘hamba yang kasih’ mengelola kepemimpinan sebagai bagian tubuh yang tersambung dengan jiwa untuk mengembangkan kebijakan mendidik, melatih, meluncurkan konsep perubahan dan komunikasi sebagai jerat cita kesehatan bangsa. Leadership dan transformasi merupakan suatu komitmen kepemimpinan yang berakar kepada konstituen partisipatif, mengedepankan visi untuk keberhasilan tujuan pembangunan kesehatan sebagai suatu perjuangan bersama. Leadership dan transformasi pembangunan berkelanjutan adalah keberanian untuk berkomitmen dan bergerak mulai dari titik nol, memulai perspektif perubahan kebijakan, walaupun bukan suatu kebijakan yang populer. Indikator dari proses ini adalah mengkaji indikator keberhasilan kebijakan misalnya mortalitas dan morbiditas penyakit sebagai rujukan kebijakan objektif hati nurani untuk perubahan, bukan sebagai beban suatu pencitraan. Keberanian bergerak dari titik nol merupakan karakteristik komitmen membangun organisasi dengan keandalan tinggi, selalu tidak merasa puas terhadap perbaikan sederhana terhadap tingkat kesehatan di masyarakat (community safety) dan selalu mencari cara untuk memperbaikanya dengan menerobos sekat birokrasi, melalu High Reliability Organization (HRO).
High Reliability Organization pembangunan kesehatan berkelanjutan merupakan spirit dan inspirasi keandalan organisasi seperti mengelola operasional suatu pesawat komersial, bergerak dari titik nol untuk mengurangi kematian akibat kecelakaan. Sejak tahun 1990 hingga 2001, penerbangan komersial Amerika Serikat rata rata mengalami 129 kematian pertahun dari kecelakaan yan terjadi dan mencatat rata-rata 9,3 juta penerbangan petahun, diterjemahkan tingkat kematian 13,9 perjuta penerbangan. Melalu HRO radical care, konsep titik nol dengan melalui investasi budaya awak penerbangan bahwa komunikasi merupakan penyebab utama kecelakaan, menjadikan transformasi sebagai titik awal proses berkelanjutan yang lebih baik.
Framework dan Validitas
Framework dan validitas pembangunan kesehatan berkelanjutan adalah dimensi kelayakan hidup berkesinambungan, yang terpatri dalam koridor dan ruang bernafaskan keyakinan akan kesemestaanNya. Menjejak koridor, merupakan perspektif untuk melihat ufuk idealitas yang menjadi cita perjuangan, melangkah tapak demi tapak menuju titik tujuan, sebagai nilai yang berbasis bukti, bahwa kita sudah berkontribusi yang lebih baik.
Validitas dan realibilitas pembangunan kesehatan berkelanjutan, tidak hanya bermakna kuantitas dengan angka-angka semu bergelayut di tabel hasil pembangunan, menjadikan kita bergerak di zona aman, bahkan mendapatkan berlimpahnya nikmat, yang mungkin suatu cobaanNya. Strategi pembangunan bersandar kepada makna kualitas, walaupun tersembunyi, dengan keteguhan jiwa mungkin sebagai sambutan tersirat kita dipilih oleh-Nya sebagai kepercayaanNya membangun spirit masyarakat yang lebih baik.
Validitas dan realiabilitas pembangunan kesehatan berkelanjutan merupakan suatu nilai empirik dengan data statistik untuk mendapatkan suatu skoring tingkat keandalan dan kepercayaan masyarakat. Reliabilitas diukur dari kemampuan birokrasi menerapkan konsistensi dengan metode dan fokus pemberdayaan kapasitas internal, melalui stratifikasi maupun randomisasi. Formulanya adalah struktur organisasi birokrasi, manajemen dan elemen dibawahnya mampu membangun suatu kultur kinerja kebersamaan yang berimbas kepada monitoring dan evaluasi hasil pembangunan berkelanjutan. Validitas dapat diukur sebagai nilai komunikasi diantara konsep dan pengukuran empirik suatu kinerja pembangunan berkelanjutan, berjalan optimal dengan adanya suatu proporsi terhadap varian kebijakan yang dapat dikuantifikasi dengan skoring dan membaginya sebagai parameter /indikator keberhasilan berbasis bukti. Konsitensi validitas pembangunan berkelanjutan adalah sejauh mana konsistensi menjembatani interest konsep ideal dan realitas di lapangan sebagai konstruksi spesifik menjadi modelling yang dapat menjadi estimasi peran bangunan lunak (soft) untuk kelanjutan pembangunan kesehatan.
Framework pembangunan kesehatan berkelanjutan terpartri melalui proses yang panjang. Nilai yang dibangun layaknya buah yang diawali dengan bermekarnya intisari bunga, berproses melalui penempaan pendidikan dan pelatihan yang secara enzimatis dan biokimia akan menghasilkan buah yang ranum yang keharumannya menyebarkan keyakinan dan kedaulatan kesehatan bangsa. Framework pembangunan kesehatan berkelanjutan pada tahap berikutnya akan mengakar sebagai kekuatan pohon yang kokoh menghadapi tantangan demi tantangan yang lebih kompleks, berbasikan keyakinan akan kesemastaanNya dan Rahman dan RahimNya, sehingga rantai yang dibangun adalah sikap dan perilaku masyarakat untuk berkontribusi terhadap kualitas kesehatan lebih baik, yang didukung oleh inovasi organisasi.
Framework pembangunan kesehatan berkelanjutan memiliki karakteristik yang dibangun berbasiskan implementasi kebijakan kesehatan yang berjalan kontinu melalui leadership, safety culture dan robustmen improvement health. Leadership adalah sejauh mana aplikasi praktis HRO pembangunan kesehatan berkelanjutan dalam mengelola tantangan dan mengatasi resiko. Safety Culture adalah dimensi hati nurani dari pembangunan kesehatan berkelanjutan yang dikembangkan berbasiskan kemampuan filosofi kebijakan kesehatan membudayakan nilai dan sentuhan rohani suatu keamanan hidup yang komprehensif (comprehensive safety culture) menempati ruang utama dalam gerak dinamisasi kesehatan bangsa. Rombustmen Improvement Health adalah inisiasi kebijakan organisasi memberdayakan multidimensi potensi pembangunan kesehatan berkelanjutan berjalan dalam satu roda yang berputar dengan sumbu yang kuat, dengan harapan mendapatkan keluaran hasil pembangunan kesehatan berdaya maksimal.
Kesimpulan
Pembangunan kesehatan berkelanjutan memilki makna yang komprehensif sebagai nilai kebijakan yang bersandar kepada filosofi pembangunan kesehatan berorientasi kepada rakyat, dengan mengedepankan nilai universal pendekatan framework yang komprehensif, berbasiskan kepada nilai dan parameter tervalidasi, dan berproses melalui suatu kultur pembelajaran untuk mencapai suatu performance berkelanjutannya untuk setiap generasi.
Dr.dr.Soroy Lardo,SpPD FINASIM. Kepala Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot Soebroto. Doktor lulusan Universitas Gadjah Mada
Rujukan :
Joanne Timmel, R.N., B.S.N.; Paula S. Kent, R.N., M.S.N., M.B.A.; Christine G. Holzmueller, B.L.A.; Lori Paine, R.N., M.S.; Richard D. Schulick, M.D.; Peter J. Pronovost, M.D., Ph.D. Impact of the Comprehensive Unit-Based Safety Program (CUSP) on Safety Culture in a Surgical Inpatient Unit. The Joint Commission Journal on Quality and Patient Safety. June 2010 Volume 36 Number 6
Christine E. Sammer, RN, PhD1, Kristine Lykens, PhD2, Karan P. Singh, PhD3, Douglas A. Mains, DrPH4, & Nuha A. Lackan, PhD5. What is Patient Safety Culture? A Review of the Literature. Journal of Nursing Scholarship, 2010; 42:2, 156–165.