Memetakan masalah kehidupan, salah satunya adalah dengan Survaillans kehidupan. Terminologi survey, kadangkala kurang mendapatkan apresiasi dalam proses bermasyarakat. Sebenarnya, survey adalah salah satu mekanisme untuk pemantauan kehidupan kita, apakah sudah sesuai dengan alat ukur,  membangun intensifikasi dan ekstensifikasi potensi kehidupan, sebagai interelasi yang berdampak untuk kebaikan bersama. Survaillans kehidupan dalam konteks operasional, menjadi potret mata dan hati kita untuk meningkatkan kinerja hidup sekaligus meng “clearance” patologi yang berkembang di masyarakat.

Demikian pula dalam memetakan penggunaan antibiotik, memerlukan suatu “effort” tersendiri. Terminologi survaillans antibiotik, saat ini menjadi acuan penting terjaganya akreditasi di rumah sakit. Sayangnya, kadangkala kurang mendapatkan apresiasi dari manajemen, karena proses ini bukan aspek pelayanan yang menguntungkan. Namun sejak penggunaan antibiotik yang mulai “overload” di era BPJS ini, survaillans antibiotik menjadi salah satu prioritas dari pihak manajemen, bagaimana menurunkan “cost” yang tinggi. Bagaimana mengelola hal tersebut ? Ya…. sosialisasi peresepan antibiotik yang rasional, efektivitas dan intervensi kontrol infeksi dengan pola antibiotik yang sesuai pola sensitifitas kuman dan pelaporan yang baik. Satu lagi “berkorbannya” PPRA rumah sakit untuk membenahinya, didukung oleh tim (kompetensi) yang memahami bagaimana perspektif berpikir dan manajemen terhadap algoritma pencegahan resistensi antibiotik.

Kesimpulan : Survaillans kehidupan memetakan potret kehidupan berdampak kepada kohesitas masyarakat yang lebih baik. Survaillans penggunaan antibiotik berdampak kepada kohesitas penggunaan antibiotik yang tepat dan rasional

Demikian sharing ke-4 Bijak Antibiotik – Bijak Kehidupan…….

Bagikan
Translate »