Salah satu komponen penting dari jabat tangan dan leadership kehidupan adalah menentukan karakteristik resiko kehidupan. Karakteristik resiko adalah prediksi kehidupan sejauhmana parameter (guidance) ilahiah menjadi patokan untuk bersinergi dan bercita menuju kehidupan yang lebih baik.
Untuk itu, perlu suatu ilmu untuk menentukan karakteristik resiko, menjadi energi yang dapat mematahkan rintangan yang dialami, dengan menentukan prioritas resiko, perencanaan dan pendekatan kultural.
Pendekatan terhadap ICRA-pun demikian, dibutuhkan komitmen struktural dan kultural organisasi rumah sakit. Pendekatan organisasi selain dukungan personil, juga pada pelaksanaan tahap-tahap kegiatan.
Tahap pertama : (1) Menggambarkan faktor dan karakteristik yang meningkatkan risiko infeksi, (2) Karakteristik yang menurunkan risiko infeksi, (3) Menentukan adanya risiko infeksi, (4) Melaksanakan pertemuan untuk menentukan langkah dan tindakan lebih lanjut.
Tahap kedua adalah proses penilaian perencanaan penilaian risiko, standar, laporan survaillans, dan pengetahuan saat ini yang terkait dengan isu pengendalian infeksi.
Tahap ketiga adalah melaksanakan pertemuan untuk mengukuhkan komitmen dan partisipasi, saat pelaksanaan diskusi, prioritas risiko dan merencanakan kontrol infeksi. Sedangkan komitmen kultural merupakan suatu proses stimulasi setiap petugas kontrol infeksi untuk konsisten meningkatkan kinerjanya.
Pendekatan kultural ini merupakan proses pemberdayaan berkesinambungan, melalui proses pelatihan dan pendidikan bahkan learning by doing.
Kesimpulannya :
Karakteristik resiko merupakan wahana untuk menempa leadership kehidupan. Karakteristik resiko pada ICRA merupakan saran untuk menempat kemampuan rumah sakit dalam mengontrol infeksi
Demikian sharing ke 3, Jabat Tangan Kehidupan dan ICRA ……………