Problem Solver and Critical Point Education

oleh :

 Soroy Lardo

             Rumah Sakit Rujukan dalam peta akselerasi pembangunan kesehatan merupakan salah satu bola salju energi potensi bangsa. Peran dan fungsinya menjadi barometer sejauhmana problematika kesehatan dari tingkat hulu dan hilir bergerak dalam satu aliran kebijakan yang terukur dan tersistematis, dengan harapan morbiditas dan mortalitas dapat diturunkan. Proses ini menguatkan rangkaian derajat kesehatan masyarakat yang semakin baik.

      Rumah Sakit Rujukan, jika dianalogikan sebagai suatu tubuh merupakan organisasi yang sarat dengan potensi energi, layaknya bola kecil yang bergerak cepat diatas permukaan tanah. Bola kecil itu akan melewati berbagai karakteristik permukaan tanah, baik yang rata maupun “bergerenjul”, sebagai pengenalan diri akselerasi biokimia tubuh terhadap tantangan kehidupan.

            Rumah Sakit Rujukan dalam konteks integrasi  menjadi tolak ukur berkelanjutannya sistem rumah sakit (pelayanan dan pendidikan) dan penelitian, sebagai metamorfosa yang bergerak saling menaut untuk mengisi ruang-ruang standar pelayanan. Pergerakan memerlukan optimalisasi berbasiskan akreditasi sehingga mewujud sebagai performance yang memiliki keandalan (reliability). Analisis sebagai tubuh yang bergerak ‘bak’ bola kecil yang bermetamorfosa menjadi bola sedang melalui pengisian kode genetik kehidupan baru, merangkum nilai-nilai fisik (biokimia dan hormonal) dan nilai-nilai psikis (spirit dan confidence) dan pada suatu ujung waktu akan berwujud sebagai bola besar, yang memiliki organisasi realibilitas tubuh.

             Rumah Sakit Rujukan ibaratnya identifikasi bapak, tidak lengkap jika tidak bergenggaman tangan dengan identifikasi ibu yaitu peran sebagai rumah sakit pendidikan. Rumah Sakit Rujukan tanpa akreditasi rumah sakit pendidikan ibarat bola terbelah, sehingga tidak dapat bergulir untuk memerankan fungsinya secara paripurna.

                 Rumah Sakit Pendidikan sebagai tali penguat rumah sakit rujukan merupakan kode genetik perubahan berkelanjutannya bangunan rumah sakit yang memiliki tingkat keandalah organisasi terpercaya sebagai High Reliability Organization (HRO) dengan tujuan keselamatan pasien. Bangunan rumah sakit pendidikan dalam tubuh rumah sakit rujukan menjalankan fungsi pelayanan berbasis kepada sentuhan hati pasien, fungsi pendidikan berbasis kepada sentuhan menghargai akses dan kompetensi keilmuan dan fungsi riset keapda sentuhan pentingnya potensi jari-jari penelitian rumah sakit untuk membentuk genggaman yang kuat, terpartri dalam rumah Evidence Base Medicine.

Rumah Sakit Rujukan Sebagai Problem Solver

            Rumah Sakit Rujukan adalah problem solver ? Suatu kiat kata yang mengandung makna dalam. Problem solver adalah kemampuan dan kompetensi melihat, mengamati, memprediksi dan memprotektif dengan memberdayakan secara maksimal perangkat organisasi dan sumber daya sebagai gerbang pembuka jalan menuju aliran pemecahan masalah.

            Rumah Sakit Rujukan sebagai problem solver adalah bagaimana prinsip kedaulatan menjadi pilar yang menguatkan jejak pelayanan, pendidikan dan riset sebagai kekuatan integratif.

Jika dianalogikan, rumah sakit rujukan ‘bak’ kehidupan seekor ikan. Seekor ikan, gerak dan dinamis kehidupannya tertempa melalui suatu proses melatih diri, mungkin dapat diistilahkan “memandirikan” melalui mekanisme andragogi learning by doing. Kondisi lingkungan yang keras, menempa bagaimana mematut sikap, olah pikir dan olah gerak untuk tetap survive. Proses mendidika diri seekor ikan tersebut menjadi kerangkeng kekuatannya, sebagai keandalan (reliability) untuk bertahan hidup, terutama dari intervensi lingkungannya.

           Rumah Sakit rujukan juga menjadi tumpuan terciptanya ruang kompetensi keilmuan. Jika kita menyusuri jalan-jalan menuju pedesaan, kadangkala kita melewati tempat pemancingan ikan. Hal apa yang dapat dimaknai ? ya ….filosofi keandalan hidup. Dalam ruang tersebut tercipta suatu kompetensi keandalan hidup. Pemancing dengan kekuatan olah pikir, teknik keilmuan dan motoriknya menggerakkan nilai kesabaran untuk mendapatkan pancingannya. Sang ikan yang sudah tertempa, mengolah tehnik penghindaran dari alat pancing melalui hasil tempaan berupa ketekunan dan kesabaran.

            Rumah Sakit Rujukan sebagai problem solver adalah menjalankan keandalan organisasinya dengan mengutamakan peran rumah sakit pendidikan dengan menyibak sekat-sekat yang melingkupi dan menghambat suatu HRO. Mengelola rumah sakit pendidikan tidak mudah lho…, seperti menjalankan kegiatan sebagai operator penerbangan dan pekerja dalam menjaga kestabilan jaringan listrik, jika tidak dikelola secara profesional akan memiliki potensi kegagalan katastropik. HRO yang dikembangkan adalah berkomitmen kepada mutu dan keselamatan pasien level tinggi, melalui pendekatan khusus dan mengejar dengan cepat dan tepat setiap problematika di lapangan.  HRO Rumah Sakit Pendidikan adalah seperangkat prinsip yang memungkinkan organisasi berkemampuan memusatkan perhatian terhadap masalah yang muncul, menerapkan SDM yang tepat sebagai problem solver dan berperilaku  tidak menyembunyikan kegagalan yang dicapai. Prinsip HRO Rumah Sakit Pendidikan ini menempa ketekunan dan kesabaran, sebagai jendela, bak seekor ikan menghadapi intervensi alat pancing yang mendatanginya. Tahap lanjut, HRO menjadi jaring bekerjanya berbagai sistem di rumah sakit, sejak pengambilan keputusan lokal, pemberdayaan SDM dan keberanian manajemen untuk mengambil keputusan out the box.

Rumah Sakit Rujukan : Critical Point dan Keberlanjutan Perawatan

            Rumah Sakit yang memiliki ‘ikon’ rujukan sudah menunjukkan suatu rangkaian keberlanjutan perawatan pasien. Secara organisasi, SDM dan fasilitas sudah tentu menyiapkan kemampuan dan sistemnya untuk berdaya dan berhasil perawatan tingkat lanjut tersebut. Kekuatan SDM sejak penerimaan pasien dari UGD memiliki kompetensi dalam skrining dan stratifikasi resiko dan prediksi perjalan pasien lebih lanjut.

            Rumah Sakit Rujukan jika diibaratkan sebagai suatu perawatan hidup, memerlukan kebajaan niat dan kerja keras dalam mengarungi suatu pertarungan. Sistem yang yang dibangun oleh sunnatullah dan kesemestaanNya, bergerak dalam sirkulasi tanpa henti. Bola kehidupan yang mengalir, ditempa berkemampuan menghadapi derasnya arus sungai dengan gelombang untuk bertahan dan tidak jauth menukik ke air terjun. Pengorganisasian perawatan hidup merupakan jalan berliku yang menempa keandalan, bahkan istiqomah, memfungsikan peran dan kontribusi untuk menjaga kedaulatan hidup, memiliki kemaknaan amal saleh untuk lingkungan dan masyarakat.

            Perawatan rumah sakit rujukan dengan fungsionalisasi rumah sakit pendidikan memerlukan kebajaan dan kerja keras dalam menjaga eksistensi dan kestabilan pelayanan yang diandalkan. Prinsip pertama adalah peran manajemen rumah sakit dalam deteksi dan keandalan organisasi melalui : (1) Menjadikan kegagalan dan kelemahan sistem sebagai wawasan untuk mendapatkan kekuatan, (2) Menyederhanakan dan meminimalkan masalah sebagai pilihan alternatif terbaik, (3) Kepekaan untuk menggerakkan semua komponen bekerja sama, (4) Ketahanan mengembangkan kemampuan tidak terduga, (5) Menghormati kemampuan keahlian sebagai alat pengambilan keputusan terbaik. Prinsip kedua adalah keandalan perawatan rumah sakit terhadap komponen grass root yang bersentuhan langsung dengan pasien. Perawatan kesehatan dalam menerapkan HRO-nya, menjalankan fungsi konvensional terhaap tugas yang kompleks di lapangan, sebagai distribusi dan komponen kebersamaan serta keamanan, untuk bergeraknya keselamatan pasien dalam suatu regulasi terukur. Prinsip ketiga adalah keandalan perawatan rumah sakit dalam mengorganisasi HRO-nya, menjembatani kondisi problematika medis di lapangan baik secara individu (pasien) maupun terkait dengan komunitas (masyarakat), terhadap upaya pengabaian faktor resiko pasien, dukungan pembiayaan yang terbatas, dan dimensi sosial jika terjadi suatu outbreak/kebencanaan.

            Bagaimana menjaga keberlanjutan rumah sakit rujukan ? Salah satunya adalah melalui perspektif gelang. Perspektif gelang dalam kehidupan mewujudkan proses pengenalan diri yang kuat atas potensi dan kontribusi, sebagai pagar iman, hati dan akal yang berselancar bersama. Kekuatan kreatifitas akan membumi, jika sikap perilaku dan intervensi kehidupan menjadi suatu modeling panutan organisasi berjalan dengan baik. Realitas problematika mengemuka sebagi tahap solutif yang lugas namun menyejukkan keselamatan hidup. Rumah Sakit Rujukan dengan mensinergikan fungsi pendidikan  dalam merancang perawatannya kedepan, pendekatan kreativitas yang komprehensif menjadi basis organisasi intervensi efektif.

          Gelang pelayanan rumah sakit pendidikan yang menguak keselamatan pasien akan terpartri sebagai kultur pelayanan yang berbasiskan kreatifitas dan modeling. Modeling keandalan rumah sakit pendidikan adalah suatu sikap dan proaktif dalam (1) Mengidentifikasi intervensi berbasis bukti yang meningkatkan hasil. (2) Memilih intervensi dengan dampak paling besar dalam mengkonversi perilaku pelayanan. (3) Mengembangkan langkah evaluasi reliabilitas. (4) Mengukur kinerja awal. (5) Memastikan pasien menerima intervensi berbasis bukti, melalui program keselamatan pasien secara komprehensif. (6) Meningkatkan budaya membimbing organisasi. Modeling dan perilaku yang terukur dalam organisasi dan  SDM menunjukkan adanya keandalan kinerja organisasi.

Rumah Sakit Rujukan : Kompetensi Pelayanan Klinis

            Sudah menjadi kazanah umum salah satu kemampuan yang wajib dimiliki oleh rumah sakit rujukan adalah integrasi pelayanan yang berkemampuan menjembatani dan mensinergikan kompetensi keilmuan terangkum dalam kolaborasi klinis yang komprehensif. Alur dan jejaring pelayanan dapat menyentuh celah-celah non teknis pelayanan, dengan harapan optimalisasi pelayanan. Ruang dan sekat yang perlu dibuka adalah ekstensifikasi dan intesifikasi pelayanan yang berdimensi global.

            Dalam kehidupan kita, pola ekstensifikasi dan intensifikasi global adalah sunnatullah sistem kerja bergalur dari sekuensi menuju sekuensi berikutnya. Gerak cepat yang dibina adalah kompetensi setiap insan mematrikan cita insan kamil, sebagai perspektif tujuan hidup berstandar diatas pola umum, yaitu ketaatan ibadah kepada Nya. Intensifikasi insan kamil ‘bak’ energi bergerak mencari lateral out of the box sebagai inovasi-inovasi baru yang dapat meretas kebekuan standar keilmuan dan merobeknya menuju kertas baru berupa dalil keilmuan yang terpartri sebagai SOP hidup berdimensi langit, berbasiskan rahmatan lil alamin.

            Salah satu potret kompetensi pelayanan klinis rumah sakit rujukan adalah HRO bidang pelayanan intesif merupakan salah satu dimensi kritis bidang pelayanan, menjadi tantangan tersendiri terhadap problematika keluaran yang kadangkala menyebabkan kondisi tidak memuaskan. Perawatan di unit intensif  dalam pengorganisasiannya memerlukan suatu jiwa kritis pengabdian mengingat memiliki resiko tinggi kerentanan terhadap kegagalan pengobatan dan kematian. Pola ini menjadi mindset yang selama ini dianut. HRO di bidang pelayanan intensif merupakan model yang dikembangkan dalam kondisi kritis melalui modeling pelayanan terbaik, pencegahaan kegagalan dan pola investigasi (per hari) dalam mengimplementasikan perawatan kritis.

       Katastropik penyakit dengan berbagai kondisi komorbid dan penurunan daya tahan tubuh menjadi pattern pejuang bidang intensif sebagai petarung tangguh menghadapi kompleksitas penyakit. Sikap yang ditumbuhkan, menjadikan kegagalan atau kasus sulit sebagai senjata berikutnya untuk menjadi model solusi. Kultur dan katastropik penyakit menjadi acuan ke depan dalam membina suatu fokus empati perawatan, penguatan tim multidisiplin, membuka sekat dengan interaksi speak up perawatan untuk meningkatkan kompetensi pengetahuannya. Kondisi ini akan membedah kevakuman menjadi suatu respon dan perhatian terhadap tujuan pelayanan maksimal pada pasien.

Kesimpulan

            Rumah Sakit Rujukan sebagai sumber daya kesehatan bangsa adalah menerapkan High Reliability Organization berbasiskan pendidikan sebagai tumpuan utama. Fungsionalisasi dan Integrasi Rumah Sakit Pendidikan kekuatan sinergitas sebagai problem solver, critical point dan kompetensi pelayanan klinis melalui intensifikasi dan ekstensifikasi.

Dr.dr. Soroy Lardo, SpPD FINASIM, Kepala Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot Soebroto. Doktor Lulusan Universitas Gadjah Mada.

Bagikan