Bagaimana menjaga kualitas mutu kehidupan ? Sepertinya perlu bercermin pada kaca yang dapat berbalas pantun, yaitu yang menguak postur tubuh kita dengan peta anatomi dan fisiologi tubuh yang menggambarkan ketegapan tubuh, untuk tetap tegak menghadapi setiap tantangan kehidupan.

Namun kita melupakan satu hal, yaitu menjaga mutu kehidupan sebagai kendi yang mengalirkan kejernihan air, mendekati target akal dan hati untuk tetap hidup dan selalu bersemai dengan spirit.

Tetesan air yang jatuh dengan kuasaNya, menjadi suatu kekuatan rohani untuk tetap tegak ditengah derasnya arus kehidupan yang ingin mengoyak energi dan netralitas tubuh menghadapi setiap bakteri dan nosokomial kehidupan.

Destilasi kekuatan doa, akan mengalirkan tetesan air sebagai zikir yang akan menggerus dan mengeliminasi bakteri kehidupan, sehingga tubuh kembali kepada fitrah energinya untuk menjaga mutu kehidupan

Mutu dan kualitas pelayanan merupakan dua sisi mata uang, tidak dapat dipisahkan dalam kelindan perjalanan pelayanan di rumah sakit. Memahami mutu, seperti melihat suatu bayangan cawan yang berisi air  yang jernih.

Setetes air yang jernih menandai awalnya mutu melalui proses pembentukan air menjadi bening, yaitu adanya tahap  proses kimiawi, sublimasi dan pembentukan partikel air yang membentuk kejernihan.

Penilaian kejernihan saja tidak cukup, perlu proses uji bukti bahwa air tersebut tidak mengandung bakteri, tidak menyebabkan suatu kondisi penyakit (nosokomial) jika digunakan dalam proses pelayanan.

Kesimpulan : Tetesan air akan mengalirkan aroma zikir dalam mengeliminasi bakteri kehidupan. Tetesan air dengan cawan yang jernih mengalirkan dimensi kimia untuk mengeliminasi suatu kondisi nosokomial di rumah sakit.

Demikian sharing kedua,  Riset Kehidupan dan Mutu Rumah Sakit……..

Bagikan
Translate »