Jaminan pelayanan hidup adalah multiparadigmatik, menguak dimensi kehidupan yang meniti tali jembatan yang menautkan dua tebing. Tali dan tebing merupakan fenomena kekokohan semangat jiwa berjuang, istilah kerennya energi kehidupan yang sudah tertanam kuat.
Energi multiparadigmatik adalah pancaran dari proses menjalani berbagai perspektif kehidupan, terkait dengan fase histroris bahkan perjalanan revolusioner untuk mendapatkan dan mempertahankan suatu jaminan hidup tetap terjaga.
JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) dalam perspektif paradigmatik kehidupan, dapat ditinjau dari beberapa aspek. (1) Perspektif Sejarah, (2) Perspektif Politik (3) Perspektif Manajemen Kebangsaan, (4) Perspektif Kolaborasi Sosial dan (5) Perspektif Keswadayaan Masyarakat.
Perspektif Sejarah mengungkap perjalanan historis di fase revolusi perjuangan. Pelayanan kesehatan yang dijalankan dengan fokus utama kepada pengelolaan kesehatan lapangan, lebih tepatnya kesehatan pertempuran. Aspek praktis yang menonjol adalah pelayanan kuratif (medik dan bedah) di medan pertempuran.
Pelayanan ini dapat dijalankan saat proses adanya “jalan pendekat” terhadap prajurit yang terkena luka tembak di medan operasi, pengelolaan resusitasi dan proses evakuasi. Kompetensi yang dikembangkan dalam pendidikan dan pelatihan, sebatas bagaimana membangun pola pikir petugas kesehatan lapangan, bertindak dan bergerak cepat menyelamatkan prajurit yang terluka dengan manajemen terapi yang tepat.
Selanjutnya untuk masa damai pelayanan kesehatan mulai mencari bentuknya dengan membangun pos-pos kesehatan desa dengan titik tumpu keberadaan mantri dan bidan desa. Sejalan dengan pembangunan menembus berbagai daerah isolasi, mulai didirikan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai wadah integrasi pelayanan kesehatan di desa/kecamatan.
Jejaring yang dibentuk oleh Puskesmas dengan membentuk Pos Yandu yang tersebar dan digawangi oleh satu kader desa, dalam realitasnya menghadapi tantangan, yaitu berbagai kendala diantara kebijakan birokrasi dan kondisi lapangan, misalnya minimnya dukungan pembiayaan kesehatan. Untuk beberapa desa yang memiliki nilai plus pendapatan asli daerahnya, mengembangkan suatu asuransi pelayanan kesehatan lokal, melalui koperasi desa.
Tata kelola dan bentuk sistem asuransi tersebut masih sederhana. Konsep ini sebenarnya menjadi cikal bakal asuransi kesehatan masyarakat, walaupun mengalami modifikasi menjadi Gakin, namun prinsipnya sama, yaitu adanya akumulasi dana yang terkumpul, ditujukan untuk pemberdayaan pembiayaan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Kesimpulan : Jaminan Pelayanan Hidup merupakan perspektif historis meniti tali kehidupan diantara dua tebing, yang menautkan energi kebaruan. Jaminan Kesehatan Nasional merupakan multi-talent perspektif modifikasi birokrasi untuk pemberdayaan pelayanan lebih baik
Demikian sharing ke 6, Pranata Pelayanan Rumah Sakit Rujukan dan Akreditasi kehidupan ……..