Menjalani kehidupan prinsipnya menapakkan kaki mengikuti jenjang tangga kehidupan. Proses menapak tersebut memerlukan suatu enzim kehidupan, yaitu kekuatan kaki yang ditopang oleh tubuh yang kuat. Enzim kehidupan adalah spirit yang berbasiskan memberikan sedekah kehidupan dengan output berkah perubahan. Cakupan enzim ini menjadi kekuatan mutu kehidupan, dimana keutuhan tubuh kita (jasmani dan rohani) dapat menjalani dan pengatasi problematika kehidupan.
Pendidikan kesehatan (RS) juga memerlukan suatu enzim kehidupan yaitu kemampuan mengembangkan metode pendidikan berbasiskan problem solving dilapangan dengan bertumpu kepada evicence base medicine. Kenapa demikian, dengan tantangan global ke depan, rumah sakit pendidikan merupakan rantai utama dalam mengembangkan padat karya SDM (Sumber Daya Manusia) dan fasilitas yang mencakup penyediaan lahan pendidikannya.
Pendidikan berbasiskan problem solving adalah pendidikan berbasis diagnosis berorientasi masalah. Pendidikan ini dimulai dari alur manajemen kondisi dilapangan (field management) yang ditarik keranah kerangka teoritis dan keilmuan diagnostik penyakit untuk dicarikan benang merahnya. Jalur alternatif lain adalah menarik konsep teoritis penanganan penyakit yang disinergikan dengan data dan pola penyakit yang ada di rumah sakit.
Kesimpulannya :
Mutu kehidupan di masyarakat merupakan enzim untuk perubahan dan pendidikan di rumah sakit merupakan enzim problem solving SDM dalam mengatasi kesenjangan dengan kondisi dilapangan.
Demikian sharingke-5 peran Rumah Sakit Pendidikan……