oleh :

Soroy Lardo

                Rumah Sakit Rujukan sebagai jalur tertinggi pelayanan sudah seharusnya mematri fungsi organisasinya berbasiskan kepada sistem kerja input – proses dan output. Sistem kerja tersebut mengurai kemampuan organisasi menyiapkan komponen birokrasi, sumber daya manusia (SDM) dan fungsionalisasi pelayanannya, menjalankan setiap proses yang berkembang di lapangan sebagai input kebijakan untuk diterapkan. Kekuatan SDM dan jejaring pelayanan merupakan tumpuan penting, sebab kompetensi SDM memuat tampilan dan kekuatan sejauh mana rumah sakit  memiliki “pasukan” tempur yang berkemampuan gerak cepat, tindak tepat dan proteksi akurat.

                Kekuatan rumah sakit rujukan merangkum gerak pelayanan yang mengalir dari hulu ke hilir sesuai dengan SOP yang berjalan berkesinambungan. Prioritas yang menjadi acuan adalah sejauhmana akreditasi rumah sakit dapat menjamin dan menerapkan mutu dan keselamatan pasien, sebagai gerbang awal pelayanan, mengalir sampai dengan perawatan pasien untuk ditangani dengan maksimal.

                Dinamisasi pelayanan yang berkembang baik interaksi diantara petugas kesehatan, pasien, penunjang pelayanan menentukan suatu output yang diharapkan, dengan hasil berupa kesesuaian diantara kebijakan manajemen – operasionalisasi pelayanan rumah sakit dan keberhasilan pengobatan.

Rumah Sakit Rujukan adalah Framework Roda Berputar

                Rumah Sakit Rujukan memuat pelayanan yang mengacu kepada suatu frame work pelayanan. Frame work adalah began besar yang memetakan niat awal rumah sakit mengabdikan perannya untuk masyarakat apakah berbasiskan ‘keikhlasan’ ataukah berbasiskan keuntungan semata. Dalam manajemen modern memang sulit dilepaskan dari pola bisnis rumah sakit dengan rencana anggaran dan arus balik perputaran dana rumah sakit dan menyisihkan dana hospital responsibility-nya untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien, sebagai jari roda pelayanan melalui pendidikan, pelatihan dan pemberdayaan masyarakat dalam lingkup preventif.

                Setidaknya jika menapak kepada filosofi keselamatan hidup secara esensial “bak” sepeda berputar. Rodanya seiring kayuh yang didayung, memercikkan jari-jari roda bergetar menggerus jalan. Keseimbangan melajunya sepeda menunjukkan frame work kehidupan yang dibangun. Frame work tersebut merupakan kerangka kerja hidup tersusun atas kekuatan pikiran, kebajaan hati dan kerja keras motorik. Dampak yang diharapkan, terwujudnya dinamisasi kehidupan yang beralaskan kualitas hidup, sebagai spirit kepercayaan. Framework pelayanan kesehatan menumpu kerangka kerja untuk keselamatan dengan elemen dan proses sebagai alat ukur perawatan kesehatan.

Frame work  pelayanan berinteraksi diantara sistem dan partisipasi pelayanan, menggambarkan rancangan perawatan kesehatan berdasarkan spirit mengedepankan pendekatan struktural terkait kebijakan dan SOP pelayanan, dengan pendekatan pembelajaran untuk menumbuhkan budaya cinta atas kualitas hidup. Frame work pelayanan bergerak mengikuti berputarnya sepeda. Modeling yang terbentuk menjadi titik tolak sepeda pelayanan berjalan pada alurnya. Fokus yang dikembangkan adalah mengidentifikasi numerik  layanan kesehatan berdasarkan variabel struktural kelembagaan, stratifikasi pelayanan, sistem pelaporan dan validitas layanan rumah sakit pendidikan sebagai alat uji keselamatan pasien tetap teruji dan berkesinambungan. Target tercapainya mutu dan keselamatan pasien merupakan kinerja kualitas yang menggambarkan frame work sebagai indikator yang memunculkan katagorik layanan berbasiskan variabel dan validasi dari numerik akreditasi rumah sakit.

Rumah Sakit Rujukan sebagai Comprehensive Unit Based Safety Program

            Bagaimana Rumah Sakit Rujukan “mengaudit” dirinya sendiri ? Tentu perlu penelaahan yang dalam. Salah satu yang dapat dikembangkan adalah kultur pembelajaran organisasi pelayanan kesehatan, bagaimana menjadikan suatu kesalahan menjadi mekanisme untuk meningkatkan intervensi pelayanan, sebagai bagian sistem perbaikan keselamatan pasien menyeluruh yaitu The Comprehensive  Unit Based Safety Program (CUSP).

            Rumah Sakit Rujukan dalam konteks kehidupan adalah sejauh mana dimensi akal dan kalbu bergerak dalam kesintasan prediksi masa depan yang lebih baik, dituangkan melalui amal keilmuan berdimensi sosial di masyarakat. Kultur dan pembelajaran kehidupan merupakan dimensi perangkat lunak keilmuan berkelanjutan mengisi rongga-rongga organisasi, sehingga bangunan kerangka keras tetap kokoh, dan menampilkan martabat untuk belajar dan berintropeksi  dari kesalahan yang diperbuat, sebagai perawatan kehidupan.

            Melalui CUSP, sebagai perawatan berbasis unit, struktur yang tersedia dapat mengembangkan diri ke strategi yang lebih luas untuk meningkatkan keselamatan pasien dengan fleksibilitas terhadap aturan dan organisasi rumah sakit. Kebijakan CUSP adalah menempatkan eksekutif senior berkemampuan mengadopsi area kerja dan secara aktif berpartisipasi dalam monitoring keselamatan stafnya. Setiap petugas di area kerja diminta untuk belajar dari satu cacat/kesalahan setiap bulan, dan kepada departemen dan pimpinan rumah sakit pendidikan belajar dari satu cacat perkuartal menggunakan alat ukur yang terstruktur (Provost, Holzmueler, Martinez et al 2006). Tujuannya adalah mensinkronkan laporan dan meninjau kendala secara dangkal untuk fokus dan serius terhadap beberapa dan merundingkan kondisi yang berdampak kritis dengan mendesain ulang sistem dengan menerapkan aspek keselamatan pasien sebagai prioritas dan budaya utama melalui evaluasi dan briefing harian. (Pronovost et al. 2003; Thompson et al. 2005). Tujuan utamanya dalah menerapkan metode umpan balik dengan evaluasi kesalahan sebagai energi implementasi untuk pelayanan yang lebih baik.

Rumah Sakit Rujukan dan Transformasi Leadership

              Kita memaklumi bahwa kompleksitas dan problematika yang terjadi di rumah sakit rujukan menuntut tidak semata kemampuan pimpinan rumah sakit mengelola kendala keseharian yang terjadi di bidang pelayanan – pendidikan. Pimpinan rumah sakit dalam mengembangkan leadership-nya bertumpu kepada (1) Pengayoman, yaitu karakter kepemimpinan untuk berdiri diatas berbagai parameter yang memiliki konsep berbeda untuk mengembangkan rumah sakit, menampung dan menyatukan sebagai konsep dan solusi bersama. (2) Prediktif dan Protektif. Pimpinan rumah sakit dengan kemampuan keilmuan dan manajerialnya selalu mengasah kapasitas akal dan hati untuk meramalkan berbasiskan keilmuan perspektif apa yang akan dicapai untuk jangka pendek, menengah dan jangka panjang dan perspektif protektif sejauhmana dapat menjaga aset rumah sakit (SDM, teknologi dan networking pelayanan) sebagai kekuatan yang selalu terpelihara.

              Dalam perspektif kehidupan, Leadership dan transformasi adalah dua sisi mata uang yang saling melengkapi, memiliki mata kalbu, bergalurnya spirit menghadap cita kehidupan inovasi. Al Qur’an (QS 3 : 191-192) mengungkapkan melangit dan membumi rahamatNya,  kontemplasi ciptaanNya dapat dikelola dengan leadership dan kekuatan perubahan. Leadership dan transformasi kehidupan mewujudkan jiwa kerendahan hati yang dipupuk dengan kedalaman ilmu (QS  25 : 63-68), menjalani aktivitas dan menjelajah kehidupan sebagai ‘hamba yang kasih’ mengelola kepemimpinan sebagai bagian tubuh yang tersambung untuk mendidik, melatih, meluncurkan konsep perubahan dan komunikasi sebatai jerat cita kehidupan bersama.

              Leadership dan transformasi di rumah sakit rujukan merupakan komitmen kepemimpinan yang berakar kepada konstituen partisipatif, mengedepankan visi untuk dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya berasaskan kebersamaan supervisi, bahwa suatu keberhasilan dan perubahan adalah suatu perjuangan bersama. Leadership dan transfromasi pelayanan kesehatan yang dirintis dan dikembangakan adalah keberanian untuk berkomitmen dan bergerak mulai dari titik nol, memulai perspektif perubahan rumah sakit, walaupun bukan suatu kebijakan yang populer. Indikator dari proses ini adalah mengkaji angka morbiditas dan mortalitas di Rumah Sakit sebagai merujuk kepada hati nurani kebijakan objektif untuk perubahan, bukan sebagai beban pencitraan manajemen rumah sakit.

            Bagaimana menilai suatu keandalan leadership dan transformasi rumah sakit rujukan ? Salah satunya adalah belajar dari keandalan pengelolaan operasional pesawat komersial, bergerak dari titik nol untuk mengurangi tingkat kematian akibat kecelakaan. Sejak tahun 1990 hingga 2001, penerbangan komersial AS rata-rata mengalami 129 kematian per-tahun dari rata-rata 9,3 juta penerbangan per-tahun, diterjemahkan dengan tingka 13,9 kematian per jua penerbangan. Melalui manajemen keandalan organisasi berbasiskan radical care konsep titik nol dan  investasi budaya awak penerbangan bahwa komunikasi menjadi salah satu penyebab utama kecelakaan, merubah sistem kerja berorientasi titik nol, sebagai titik awal transformasi sebagai rajutan pembenahan manajemen penerbangan.

Rumah Sakit Rujukan dan Konstruksi Validitas

           Rumah Sakit Rujukan dalam gerak dinamisnya tentunya memerlukan alat ukur, bahwa hilirisasi alur pelayanan sudah sesuai dengan nilai rujukan hulu kebijakan. Gerak dinamis tersebut menjadi dimensi gerbang pembuka sejauh mana kebijakan manajemen rumah sakit melakukan suatu monitoring dengan asas grass root feed back terhadap setiap problematika dan kendala yang timbul di lapangan. Lebih lanjut akan memberikan gambaran potret sebenarnya layanan kesehatan dikaitkan dengan peran pendidikan keilmuan yang dijalankan, sebagai suatu validitas dan reliabilitas.

              Dalam perspektif kehidupan,  validitas dan reliabilitas merupakan dimensi kelayakan hidup berkesinambungan yang terpartri dalam koridor dan ruang bernafaskan keyakinan akan kesemestaanNya. Menjejak koridor merupakan perspektif untuk melihat ufuk idealitas yang menjadi cita perjuangan, melangkah tapak demik tapak menuju titik tujuan, sebagai nilai yang berbasis bukti, bahwa kita sudah berkontribusi untuk kehidupan yang lebih baik. Validitas dan reliabilitas kehidupan tidak hanya bermakna kuantitas dengan angka-angka bergelayut di tabel kehiduapn, menjadikan kita bergerak di zona aman, bahkan mendapatkan berlimpahnya nikmat, yang mungkin suatu cobaanNya. Strategi bersandar kepada makna kualitas, walaupun tersembunyi, peganglah dengan teguh, mungkin sebagai sambutan tersirat kita dipilih oleh-Nya sebagai kepercayaan membangun spirit membangun rumah sakit yang lebih baik.

              Bagaimana strategi untuk rumah sakit rujukan-pendidikan ? Validitas dan reliabilitas dikembangkan sebagai nilai empirik dengan data statistik untuk mendapatkan suatu skoring tingkat keandalan dan kepercayaan masyarakat. Reliabilitas diukur dari kemampuan organisasi menerapkan konsistensi dengan metode dan fokus pemberdayaan internal melalui stratifikasi maupun randomisasi. Formiulanya adalah struktur organisasi rumah sakit, manajemen dan elemen dibawahnya mampu membangun suatu kultur kinerja kebersamaan yang berimbas kepada kepada monitoring dan evaluasi pasien berkelanjutan. Validitas dapat diukur sebagai nilai komunikasi diantara konsep dan pengukuran empirik suatu kinerja rumah sakit, berjalan optimal dengan adanya suatu proporsi terhadap varian pelayanan yang dapat dikuantifikasi dengan skoring dan membaginya sebagai parameter pelayanan berbasis bukti. Konstruksi validitas pelayanan di rumah sakti adalah sejauhmana konsistensi menjembatani interest konsep ideal dan realitas di lapangan sebagai konstruksi spesifik modeling yang dapat menjadi estimasi peran bangunan lunak ( soft) rumah sakit kedepannya.

Kesimpulan :

Rumah Sakit Rujukan sebagai Sumber Daya Kesehatan Bangsa adalah kerangka bagan yang memetakan potensi rumah sakit dalam gerak dinamis pelayanan dan pendidikan yang berkesinambungan berbasiskan kepada frame work, keselamatan pasien dan leadership. Parameter keberhasilan dalam peran estimasi-nya ditentukan oleh reliabilitas dan validitas terhadap sinergitas pelayanan dan pendidikan  menjembatani kemaknaan kuantifikasi pelayanan bermakna kualitatif pelayanan sebagai konstruksi dan modeling perspektif rumah sakit ke depan.

Dr.dr.Soroy Lardo, SpPD FINASIM. Kepala Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot Soebroto. Doktor lulusan Universitas Gadjah Mada

Rujukan

  1. Lardo S, Budiman W. Kesehatan Pertahanan Dalam Integrasi Sistem Ketahanan Nasional. Penerbit PT Adfale Prima Cipta. ISBN 978-602-6712-08-0.2018
  2. JS Carroll, JW Rudolph. Design of High Reliability Organization in Health Care. Qual Saf Health Care 2006 ; 15 (Suppl I) :14-19.doi.10.1136/qshc.2005.015867
Bagikan

Leave A Comment

Recommended Posts

The Relationship Between COVID-19 History and Arterial Vascular Elasticity Measured Using Accelerated Photoplethysmograph Analyzer in Medical Students

Soroy Lardo

Tasya Zuhriya Putri, Nurfitri Bustamam*, Tri Faranita, Agneta Irmarahayu Faculty of Medicine, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Indonesia. *Corresponding Author: Nurfitri Bustamam, MD. Faculty of Medicine, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta – Fatmawati General Hospital. Jl. RS Fatmawati, Pondok Labu, Jakarta 12450, […]

Bagikan
Translate »