TRANSFORMASI UNGGUL KESEHATAN

Oleh:

Soroy Lardo, Amroussy D Teruna Marsis, Soehartati Gondhowiharjo, M Kurniawan, Mukti Eka Rahadian, Sutoto, Kamaruddin Askar, Sukwanto Gamalyono, Eko Wahju Tjahjono, Toto Imam Soeparmono, Irzanto Yunda, Fachrurazi

Divisi Kebijakan Eksternal MPPK PB IDI

 

Pendahuluan

MPPK PB IDI merupakan lembaga yang memiliki kewenangan penuh dalam pengampuan pengembangan pelayanan keprofesian di Indonesia. Makna yang terkandung adalah peran dan fungsinya membentuk suatu perencanaan dan mengakomodasi kebijakan di bidang pelayanan keprofesian, dengan harapan setiap bidang keprofesian dan keseminatan terwadahi usulan konseptual-nya, bersinergi dengan bidang keprofesian lain untuk mencapai tata kelola MPPK yang transformatif dan mengadaptasi perubahan (agent of change)

Degradasi kekompakan dan kesejawatan diantara dokter merupakan tantangan saat ini, kita memerlukan suatu kultur baru untuk membangun dan menggalang Kembali IDI menjadi organisasi profesi luhur, komunikatif dan profesional.

Kultur baru tersebut adalah akses keterlibatan MPPK dalam ranah kebijakan kesehatan dan penguatan organisasi – organisasi keseminatan, pemetaan potensi organisasi keseminatan dan alat ukur pemberdayaan partisipasi dokter di tingkat grass root dalam menjalani keprofesiannya.

Menggalang Kembali IDI sebagai profesi luhur, komunikatif dan professional memerlukan spirit agent of change melalui peran MPPK. Ruh spirit agent of change adalah menguak fungsi dan dinamisasi keprofesian dokter mempertahankan martabat dalam memberdayakan sistem pelayanan kesehatan berbasiskan otoritas keilmuan (science of human being), mutu dan keselamatan pasien. Keterlibatan dalam implementasi di masyarakat adalah mewujudnya program-program kesadaran hidup sehat dengan gerak kesehatan berkolaborasi di komunitas masyarakat. Kolaborasi gerakan kesehatan dijabarkan melalui pemberdayaan SDM multidisiplin berkesinambungan, tahapan yang panjang dengan titik penguatan keilmuan dan kompetensi untuk mencapai tujuan profesi yang luhur.

————————————

Disampaikan pada Rapat Kerja MPPK dan Pra Muktamar IDI

MPPK PB IDI merupakan organisasi yang perlu dijaga dan dipelihara, mengingat perannya yang sangat penting, terutama menghadapi kondisi kritis problematika dan interaksi dinamis keprofesian dan kesejawatan.

Penguatan High Reliability Organization

            Penguatan terkait dengan kultur organisasi adalah membangun MPPK sebagai organisasi yang memiliki High Reliability Organization (HRO). HRO dalam sistem Organisasi Military Medicine adalah mengoperasikan organisasi secara efisien dan efektif dengan tujuan memiliki keandalan yang kontinu dalam proses kerjanya.

Beberapa prinsip yang dikembangkan dalam HRO adalah: (1) Sistem kerja yang mendukung, mengantisipasi dan membela gangguan terhadap organisasi, (2) Memanfaatkan teknologi sebagai sarana implementasi terhadap problematika yang kompleks, terutama terhadap kondisi yang tidak terduga, (3) Memberikan suatu arahan kebijakan kompetensi SDM dokter, terutama dokter dokter di garis depan dengan membangun jalur komunikasi untuk mengetahui, memahami, monitoring dan evaluasi kondisi realitas yang terjadi, (4) Menekankan variabilitas perawatan kesehatan organisasi dalam mempertahankan iklim organisasi, (5) Memperluas manajemen pengambilan keputusan partisipatif dengan melibatkan setiap level organisasi keseminatan, sehingga memberikan ruang yang luas dalam berimprovisasi di bidang kompetensinya, (6) Mengembangkan disain keprofesian berasaskan fleksibilitas sehingga setiap SDM dokter terjaga spirit dalam meningkatkan pengetahuannya, (7) Menerapkan kultur kebersamaan dan ruang untuk keterbukaan pemikiran argumentatif.

Disain organisasi HRO adalah suatu rancangan keandalan tinggi dan berkelanjutan yang memiliki karakteristik fleksibilitas, kesesuaian dengan inisiatif, akuntabilitas pembelajaran terhadap antisipasi ketahanan organisasi, dalam mengatasi tekanan dan problematika yang timbul. Organisasi dengan kekuatan sistem dan SDM-nya merespon dengan menstabilkan dan menyesuaikan kepekaan terhadap perubahan, membangun fokus keahlian fungsional dan memberikan kesempatan inovasi untuk berkembang. Dengan demikian, organisasi dapat bergerak melampaui keterbukaan terhadap pemahaman mendalam dan sistemik dalam menjalankan operasional, dan memiliki kesempatan lebih baik untuk mempertahankan struktur dan budaya kerja yang terintegrasi dan terpelihara.

Konsep yang dikembangkan dalam HRO saat ini adalah menerapkan prinsip organisasi sebagai suatu keselarasan leadership dan Teknologi. Konsep tersebut berupa Leadership, Best Practise dan Implemented Technology Without Human and Environment Error.

Leadership adalah adalah kemampuan strategik proses kepemimpinan yang ditempa dengan mekanisme bertahap dan berjenjang, diantara kajian kritis kebijakan dan evaluasi – monitoring aplikasi lapangan. Leadership merupakan hirarki yang dikembangkan secara otomatis dimulai dari kelompok kecil (small groups), sebagai status yang berperan dalam menyederhanakan tugas bersama, namun muncul dalam disain informal untuk berkontribusi fungsi solutif.

Best Practises adalah suatu metodologi keilmuan praktis yang memiliki multi kemaknaan yaitu filosofis, spirit keilmuan dan realitas terhadap kesenjangan aplikasi di lapangan. Filosofi best practises mengacu kepada kesadaran tinggi membina potensi diri dan komunitas, menggayut suatu proses pendidikan dan pelatihan berkesinambungan, sebagai bagian dari kultur pembelajaran komunikasi lapangan.

Peran Lingkungan dalam Enivronmental Without Error mengemuka sebagai dimensi eksternal yang sangat memengaruhi keberhasilan dalam HRO. Lingkungan dengan ruang-ruang yang dibangunnya, menjadi sosok tubuh yang kritis, jika dikembangkan sejak dini dengan basis pendidikan dan penilaian azas eksakta. Terdapat dimensi empati sosial sebagai parameter keterbukaan untuk membuka wawasan nilai-nilai eksakta, tidak sepenuhnya menjadi penentu dan problem solver. Lingkungan, melalui tempaan alam belajar secara gradual, bagaimanapun mempertahankan harmonisasi kehidupan dari berbagai material dan aspek kehidupan yang memiliki kepentingan berbeda. Melalui proses enzimatis keseimbangan alam bergerak kepada hukum alam, bahwa ekosistem kerja menjadi ujung tombak keamanan lingkungan.

Konsep Leadership, Best Practise dan Environmental Without Error untuk strategi MPPK dan problematika IDI kedepan dapat dikaji dalam tabel dibawah ini:

Download PDF: Strategi Kedepan Kebijakan Eksternal Dokter Indonesia Transformasi Unggul Kesehatan

Bagikan