Nasionalisme kebangsaan adalah pilar harmonisasi kebhinekaan bergerak dinamis menggalur tapak-tapak perjuangan kemerdekaan bersimbah kekuatan akal, kalbu dan perang gerilya di pertempuran kemerdekaan. Ketiga dimensi kekuatan, berdaya membentuk suatu nilai kebhinekaan berpayung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sungguh, kebersamaan satu jabat tangan pendiri bangsa ini telah mengantarkan kultur membangun bangsa dengan semangat gotong royong.

Kebhinekaan adalah akar kebangsaan yang terpatri merambat di dalam tanah, menyatu satu akar dengan akar lainnya, walaupun dalam dimensi perspektif berbeda untuk mengawal bangsa ini mengalirkan potensi beragam daerah, merujuk kepada satu muara yaitu ikatan kebangsaan untuk Indonesia satu. Kebhinekaan adalah suatu dimensi pencerahan untuk memahami perbedaan secara substansial sebagai suatu ego kepentingan bersama, berdiri dalam sinergitas yang sejajar.

Perspektif wawasan kebangsaan bertumpu kepada asas kesetiaan dan kesepakatan, keadilan dan kepentingan bersama. Ketiga asas ini merupakan landasan filosofi dan legalitas menjalani kehidupan kebangsaan dengan mengedepankan spirit nasionalisme. Asas kesetiaan dan kesepakatan bersama bertumpu kepada pola berpikir dan daya juang berbasiskan empati.

Daya juang kesehatan bangsa melingkupi perangkat kebinekaan bermuara kepada kesatuan cara pandang ke dalam (internalisasi kebangsaan) dan ke luar (eksternalisasi spirit kebangsaan) membentuk dimensi pemikiran yang berkemampuan suatu fenomena dan realitas mengurai sebagai konstruksi implementasi kebangsaan yang dituangkan komunitas kemasyarakatan dalam bentuk lingkungan yang memberikan ruang asas keterbukaan, asas perbedaan dalam lingkup kebersamaan gotong royong berwujud sebagai kerjasama komunitas intelektual.

Peran IDI Reborn dalam kebhinekaan dan wawasan kesehatan bangsa adalah berada di garda terdepan kecendiakawanan, bertanggung jawab menjalankan perannya menjaga tiga pilar yaitu identitas, nasionalisme dan integritas mengisi ruang-ruang kebangsaan mewujudkan transformasi melalui ‘one health strategy’. Ruang pengabdian adalah memuat bobot permasalahan di masyarakat sebagai potensi pemberdayaan.

Potensi pemberdayaan adalah fungsi peran sebagai titik awal spirit fase orde baru dokter sebagai garda terdepan layanan kesehatan primer melalui puskesmas dan posyandu  dalam lingkup wahana pembinaan kesehatan desa. Namun dinamika yang berkembang di masyarakat saat itu pelibatan dokter tidak semata dalam bentuk kuratif bergerak dinamis dalam bidang promotif dan preventif sebagai unsur ketahanan bangsa. Perkembangan teknologi dan arus perubahan sosial yang sedemikian cepat, menuntut kapasitas dan kompetensi dokter di daerah mengikuti perkembangan zaman untuk meningkatkan tingkat kompetensi klinis dan komunitas. Pemberdayaan dokter ditujukan untuk mengembangkan nilai akademisi dan nilai leadership berkontribusi sebagai konseptor perubahan di masyarakat dengan nilai keilmuan terukur.

IDI dan Transformasi Academic Leader

Transformasi IDI Reborn dalam kemampuan akademis dan leadership adalah keniscayaan yang patut diperjuangkan berkelanjutan untuk menyongsong peran-peran penting di bidang kebijakan kesehatan mendukung enam pilar transformasi kesehatan yang dicanangkan oleh Kemenkes. Transformasi IDI Reborn sebagai academic leader adalah menapaki dua sisi nilai keprofesian yaitu kapasitas klinis dan komunitas sebagai jembatan sinergitas dan kolaborasi.  Kapasitas klinis dan komunitas  dokter adalah mengembangkan idealitas aksioma keilmuan berbasiskan tataran filosofis  keilmuan klinisnya untuk melayani masyarakat tanpa pamrih, berkomitmen terlibat menghadapi realitas sosial yang dihadapi dan berimplementasi ganda sebagai tenaga pendidik (educator) untuk kualitas kesehatan masyarakat yang lebih baik, istilah kerennya adalah community health safety sustainability (CHSS). CHSS akan menjadi pendorong IDI Reborn mengisi peran dalam konsep dan impelementasi berkolaborasi dengan berbagai komponen masyarakat menembus sekat-sekat kebekuan kultural menjadi terobosan problem solver berdasarkan spirit sintesis dan solutif.

Dokter Academic Leader adalah dokter dengan spirit bela negara mengalirkan jiwa kesejawatan dan tanggung jawab kemasyarakatan (community responsibility) mengkalbu secara gradual sebagai nilai-nilai yang mengalirkan  karakter konsistensi perannya di bidang pendidikan dan pelayanan kesehatan sebagai agent of change dan agent of health defense. Disatu sisi peran perubahan yang diinisiasi merekatkan kompetensi keilmuannya dalam nilai – nilai substansi inovasi untuk merubah pola pikir dan kultural di masyarakat menghadapi tantangan global kesehatan dengan membangkitkan kesadaran masyarakat untuk senantiasa menjalani perawatan kesehatannya dengan baik. Di sisi lain, proses mempertahankan kesehatan bangsa adalah membentuk kolaborasi bersama sebagai nilai paradigmatik konsolidasi kesehatan dan ketahanan bangsa, sebagai kajian paradigmatik kritis keilmuan (intellectual framework), memetakan geomedik permasalah kesehatan (cognitive mapping) untuk menjembatani realitas dan peristiwa empirik dampak kesehatan terkait dengan fenomena sosial dan politik, dihubungkan dengan teori dan implementasi lapangan ditinjau dari teori strategi ketahanan nasional.

IDI Reborn dalam transformasi leadership adalah meretas spirit kolegialitas sistem kerja yang berorientasi kinerja untuk suatu perubahan dengan menata jiwa-jiwa dokter memiliki spirit networking thinker. Networking thinker perspektif keilmuan dan implementasi lapangan proses aksiologis yang berdampak sosial. Konsep yang dikembangkan adalah nilai-nilai, model dan algoritma yang dapat diterapkan sebagai dimensi transformasi sosial kesehatan. Dokter Indonesia sebagai IDI satu sebagai networking thinker senantiasai mengupayakan ide pembaharuannya di tingkat komunitasnya (IDI Cabang), berpijak kepada spirit inovasi mendayagunakan ilmu dan teknologi kedokteran seoptimal mungkin dengan menerapkan kemampuan nilai perspektif dan prospektif dalam menentukan skala prioritas, mendistribusikan kekuatan IDI Cabang dalam pemberdayaan kesehatan terkoneksitas dengan elemen-elemen kolaborasi masyarakat. Kapasitas ini akan memelihara IDI dalam otoritas, leadership, komunikasi di akar rumput, manajemen sosial kesehatan di masyarakat dan kompetensi SDM dan aplikasi akar digital yang mengakar dan merambat luas ke jaringan masyarakat.

IDI: Pancasila Titik Temu Peradaban Kesehatan dan Ketahanan Bangsa

    Peradaban bangsa adalah terminologi kekuatan suatu bangsa memayungi masyarakatnya menjejak langit mengadabkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai bulir-bulir pengayoman ketergantungan kepada Sang Pencipta untuk memelihara spirit ketahanan bangsa bersinergi dengan multi potensi bumi Nusantara yang mengadabkan sila Keadilan Sosial. Keduanya menjalin suatu benang merah untuk merajut jalinan fisik dan rohani peradaban bangsa. IDI Reborn adalah rumah besar untuk merekonstruksi kesehatan dan ketahan bangsa untuk terpelihara kesehatan, produktif dan berkinerja solutif.

         Peradaban bangsa menguak dimensi akulturasi sejarah, yang mengemuka sebagai bergeraknya multidimensional perjuangan bangsa. Indonesia, dengan karakter perjuangan kemerdekaan pantang menyerah, menunjukkan suatu peradaban menumbuhkan literasi pohon kehidupan yang mengakar kuat. Membangun suatu pohon yang kokoh, memerlukan relfleksi beberapa generasi untuk meneteskan proses biokimia, enzimatis dan hormonal, sehingga memperkuat batang pohon tertanam kuat. Demikian pula dengan pohon kebangsaan, memerlukan proses yang panjang terkait dengan puncak rerimbunan pohon yang harus disemai, akar yang menembus bumi dan batang bercabang, yang menjulang kuat disertai mekarnya bunga dan dedaunan bangsa.

        Bagaimana mendisain IDI Reborn di era nilai-nilai Pancasila saat ini? Perlu kesadaran dan kesepahaman adaptif terkait dengan tantangan kesehatan nasional dan global masa depan terkait dengan perkembangan teknologi kedokteran. Kita perlu merekatkan kepemimpinan kelembagaan dalam satu dimensi ruang dan implementasi kebijakan kesehatan yaitu tanggung jawab kemasyarakatan, kesejawatan dan etik, kolaborasi sebagai ilmuwan, kompetensi profesional, komunikasi publik yang dilingkupi lingkungan kerja kondusif  (safety dan secure).

         Peran IDI Reborn untuk peradaban berbasiskan nilai Pancasila menjaga dan memelihara perkembangan teknologi kedokteran dan nilai kesehatan masyarakat dengan mengembangkan tiga prinsip protektif yaitu: Technosocialism, Titik temu (Common ground) dan nilai inti (core values). Technososialism adalah digitalisasi teknologi di era disrupsi yang membangun nilai-nilai perubahan yang merepresentasikan pelayanan dan pendidikan kesehatan yang dapat menjangkau kemanusiaan dan wawasan kebangsaan. Ketersediaan Artificial Intelligent (AI), Internet of Think (IOT) dan Big Data dihadirkan sebagai energi terbarukan dengan mendekap teknologi sebagai proses inovasi dan daya kreatif yang berkelanjutan. Titik temu (Common ground) adalah peran IDI sebagai rumah besar dokter Indonesia merajut keberagaman kompetensi keilmuan, kompleksitas jaring sosial kesehatan, multi kepentingan kebijakan sebagai ruang terbuka untuk mengumpulkan berbagai gagasan pemberdayaan kesehatan bangsa yang bersifat kohesif, inklusif dalam kesetaraan. Titik temu akan menguatkan interaksi saling kepercayaan untuk mengembangkan koneksitas yang berkelanjutan. Nilai inti (core values) adalah suatu ikatan komunitas moral (kesejawatan) menghadapi tantangan kesehatan bangsa di masa depan, salah satunya mengaplikasikan sila ketiga Persatuan Indonesia sebagai sumber dan nilai rekonsialisasi yang mengkombinasikan etika spiritual, nilai agama, falsafah dan kearifan merekonstruksi sebagai moral publik dokter Indonesia. Tiga prinsip protektif akan bergerak dinamis dalam mewujudkan nilai Pancasila sebagai ideologi kerja (working ideology) dan kultur kerja (culture ideology) fungsi dan peran IDI untuk kesehatan dan ketahanan bangsa. Dengan semangat Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2022, IDI senantiasa mengawal Kebhinekaan dan Wawasan Kesehatan Bangsa, Bangkit Bersama Membangun Peradaban Dunia

Kesimpulan

          Peran IDI Reborn mewujudkan nilai-nilai Pancasila untuk kebhinekaan dan wawasan kesehatan bangsa sangat ditentukan spirit nasionalisme untuk membukukan perannya dalam Transformasi Academic Leader berparadigmatik kritis keilmuan (intellectual framework) dan memetakan permasalahan kesehatan (cognitive mapping). Kapabilitas kompetensi Dokter dikembangkan berbasiskan kepada Technosocialism, Titik temu (Common ground) dan nilai inti (core values) untuk memelihara kesehatan dan ketahanan bangsa secara berkelanjutan.

Kepustakaan

Latif, Y. Pancasila di Era Disrupsi. Kompas, 31 Mei 2022

Lardo, S. Spirit Bela Negara: Perspektif Kesehatan Pertahanan dan Competitive Research University. https://www.upnveri.com/media/news-5763a908-3ad8-4505-8bde-8f5312370c8c.pdf

Lardo, S. Indonesia’s Defense Health Perspective. Jurnal Pertahanan Vol.5 No.1 (2019). pp 46 – 60. DOI http://dx.doi.org/10.33172/jp.v5il,425

Nasir, MM. Implementasi Ketahanan Nasional dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara. Pembekalan-Pelatihan dan Pembinaan Pelaksanaan Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan ke III Lemhanas RI. 14 Oktober 2020

Khumaidi MA, Albab U, Shoifi M (Eds). Design Impelementasi IDI Reborn Rencana Strategis. 2022.

Lardo, S. The Strategy for Health Development and National Resilience in the Perspective of the Nations Power. file:///C:/Users/hp/Downloads/831-4370-1-PB%20(1).pdf

Penulis:

Brigjen TNI Purn. Dr.dr.Soroy Lardo, SpPD KPTI FINASIM CIQnR, CIQaR

Ketua Divisi Kebijakan Eksternal MPPK

Ketua Departemen Advokasi Lembaga Pemerintah PB IDI

Algoritma IDI Reborn: Kebhinekaan dan Wawasan Kesehatan Bangsa Berdasarkan Nilai Pancasila Untuk Peradaban Dunia.

Download PDF IDI Reborn: Kebhinekaan dan Wawasan Kesehatan Bangsa Berdasarkan Nilai Pancasila untuk Peradaban dunia

Bagikan