oleh:
Prof. Dr. dr. Basuki Supartono, Sp.O.T. FICS., MARS.
Guru Besar Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta
Jaringan muskuloskeletal tubuh seperti tulang, sendi, otot dan jaringan sejenis lainnya mempunyai nilai strategis bagi kehidupan manusia sehingga perlu dijaga keutuhan struktur dan kualitas fungsinya. Berbagai penyakit seperti kelainan bawaan, infeksi, neoplasma, cedera dan penuaan dapat menyerang jaringan sehingga menimbulkan kerusakan struktur dan menurunkan fungsinya.
Penyakit muskuloskeletal telah menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia. Penyakit degeneratif muskuloskeletal seperti pengapuran sendi menjadi sepuluh penyakit terbanyak. Risiko dan biaya penyakit osteoporosis menempati peringkat pertama melampaui penyakit stroke, infark jantung dan kanker payudara.
Kejadian cedera muskuloskeletal trennya semakin meningkat. Cedera muskuloskeletal menjadi momok tersendiri bagi para atlet karena mengancam prestasi dan masa depannya. Pendekatan mekanik bedah ortopedi seperti reparasi, restorasi, rekontruksi dan replacement perlu disempurnakan melalui pendekatan biologi.
Pendekatan yang memperhatikan sifat karakteristik, perilaku sel dan kemampuan regenerasi jaringan. Tidak semua jaringan muskuloskeletal mempunyai kemampuan penyembuhan. Sebagai contoh regenerasi tulang rawan sendi lutut yang rusak hasilnya tidak sebaik seperti semula. Terapi pengapuran sendi sering berakhir dengan tindakan bedah namun tidak dapat mengembalikan fungsi sendi seperti semula.
Hasil penelitian kami memperlihatkan bahwa jaringan yang terkena jejas akan melakukan respon inflamasi, mengeluarkan faktor pertumbuhan (FP), dan regenerasi jaringan. FP tersebut bersifat temporer dan spasial. FP muncul setelah pekan pertama (setelah inflamasi selesai), dan bertahan selama dua pekan untuk memicu pembentukan sel dan menghilang agar terjadi restorasi matriks ekstraselular sehingga terbentuk jaringan baru.
Silakan Unduh Naskah Lengkap