Production House Energi Pelayanan Masyarakat-Together Be Stronger Menuju G-20

Pembangunan kesehatan adalah gerak kinetik dan gerak potensial energi bangsa. Energi tersebut ‘bak’ gasing yang berputar, semakin cepat namun membutuhkan tangan-tangan pengayom yang mengendalikan agar pola gerak gasing tersebut mengikuti kaidah-kaidah keteraturan hukum alam (sunnatullah), kapan bergerak cepat dan kapan bergerak terukur.

Pembangunan kesehatan berkelanjutan merunut kepada jejak historis pembangunan bangsa ini, gerakan kesehatan masyarakat tanpa sekat. Jejak itu sedemikian kuat dan solidnya tertapak sejak zaman orde baru, salah satunya adanya Posyandu sebagai sentral (titik tumpu) di setiap desa bertanggung jawab tumbuh kembangnya spirit partisipasi masyarakat untuk menjaga nilai kesehatan dan ketahanan desanya. Saat itu imunisasi, gizi dan sanitasi lingkungan merupakan ‘ikon’ yang harus ditangani bersama. Posyandu menjadi wadah kebersamaan  menjadi lebih kuat (be stronger) membangun generasi bangsa lebih sehat dan berkualitas. Imunisasi menguatkan ketahanan tubuh, gizi menata keandalan metabolisme tubuh dan sanitasi lingkungan menjadi ruang berdayanya tumbuh kembang generasi berikutnya (milenial) yang berkemampuan untuk berdaulat dan mandiri untuk bangsanya.

Kemandirian kesehatan adalah spirit yang terpatri secara infrastruktur dan sumber daya yang diperjuangkan sebagai investasi kesehatan bangsa sebagai energi terbarukan ‘bak’ peluru dalam selubung senapan untuk memancarkan energi memberikan nafas segar menghadapi kompleksitas kesehatan menautkan potensi ekonomi dan teknologi sebagai target dan sasaran. Ide dan proses ini adalah cermin dua wajah yang menggambarkan transformasi kesehatan melalui pembelajaran jangka panjang dengan penempaan proses kematangan yang disebut transisi energi. Transisi energi didukung oleh spirit dan inovasi berbasiskan teknologi baru, menjadi penopang kuat kapasitas dan ketahanan bangsa melalui daya juang dan jejaring partisipasi masyarakat.

Strategi energi terbarukan kesehatan bangsa merajut tiga prinsip utama yaitu kolaborasi, akselerasi dan elevasi sebagai pola energi yang bernafaskan global, dengan semangat kerjasama akan meningkatkan peran Indonesia di bidang kesehatan dengan daya dukung kesehatan yang kuat.

Kolaborasi adalah dimensi kerjasama yang terbangun berbasiskan kesetaraan yang terjalin kuat menyatukan visi dan misi organisasi, bergerak menguatkan tali-temali problematika kesehatan sebagai nilai sintesis yang teramu sebagai kebijakan yang pro aktif. Kolaborasi akan muncul secara alamiah menghadapi Kejadian Luar Biasa (KLB) berdampak kepada Public Health Emergency (PHE), menyeruaknya kebutuhan vital bersinerginya aspek pelayanan kesehatan holistik (tata kelola KLB), aspek pendidikan pelatihan (tata kelola SDM tanggap bencana) dan aspek penelitian (tata kelola riset vaksin dan terapeutik).

Akselerasi adalah dimensi kerjasama terbangunnya spirit inovasi bahkan out the box yang muncul sebagai arus pemikiran baru yang sebelumnya belum tampak, mengemuka diakibatkan kondisi bencana yang membutuhkan suatu pengelolaan bersifat cepat dan tepat. Manajemen akselerasi bertumpu kepada institusi yang menyiapkan material infrastruktur dan SDM bernafaskan kepada Leadership, Best Practises dan Environmental Without Error. Akselerasi memerlukan kepemimpinan yang memahami realitas lapangan didukung oleh idealitas keilmuan sebagai petunjuk terukur tata kelola manajemen lapangan.

Elevasi adalah dimensi kerjasama melangitnya nilai spiritual untuk mengayomi kendala di lapangan saat berjalannya tata kelola manajemen bencana sedang berlangsung, dengan kapasitas kompetensi SDM dan kapabilitas peralatan kesehatan terbatas namun dinaungi oleh spirit semata bernilai pengabdian profesi. Terbangun dan terpeliharanya keberlanjutan motivasi energi pengabdian secara independen ditentukan sejauhmana intensifikasi nilai spiritual senantiasa mengawal proses tersebut.

IDI dan Production House Energi Pelayanan Masyarakat

Peran IDI sebagai production house pengabdian masyarakat adalah disain baru berdasarkan perjalanan sejarah yang ditempa sejak pergerakan kemerdekaan. Sejarah membuktikan energi yang kuat dan dibangun dengan kebersamaan, telah membawa perahu IDI bergerak secara simultan diantara jalannya organisasi, pemberdayaan SDM dokter dan fasilitas terbatas, menjalankan peran partisipasi berkelanjutan untuk masyarakat tanpa henti.

Saat ini dengan disain pembangunan kesehatan bertumpu teknologi memberikan tantangan tersendiri untuk merumuskan secara signifikan kontribusi IDI untuk mendukung enam pilar transformasi kesehatan, khususnya di bidang pelayanan kesehatan. Salah satu yang dapat diajukan keterlibatan proaktif sebagai production house, teknologi digital dan energi pelayanan masyarakat.

Production house adalah kemaknaan fisik dan kejiwaan secara fungsional mengembangkan potensi keberdayaannya mengelola dan mengawal satu IDI sebagai organisasi profesi kompeten untuk mengawal kebijakan pelayanan kesehatan di Indonesia. Proses pemeliharaan karakter fisik dan kejiwaan ini memerlukan jabat tangan yang kuat dari setiap perhimpunan profesi untuk bergerak dinamis di kancah politik kesehatan dalam koridor yang tepat. Karakter pembelajaran yang dilatih adalah menguatkan organisasi senantiasa berkembang dan fleksibel mengikuti perkembangan digital, tidak statik dan berkorban untuk meninggalkan zona aman berkalbu spirit berjuang tanpa pamrih dan pantang menyerah. Setiap anggota IDI dalam pengabdiannya baik di pusat sampai dengan pelosok negri menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari ikatan kalbu ini. Peran implementasi yang dapat dilaksanakan adalah pendayagunaan kapasitas enterpreunership dokter di setiap daerah untuk berperan aktif mendukung potensi daerahnya menautkan pemanfaatan ilmu kedokteran dan komunitas yang dimiliki melalui pembekalan yang sudah diberikan berkohesi dengan dampak eknomi dan kesejahteraan masyarakat. Dampak internal terwujudnya keseimbangan optimalisasi pelayanan melalui suatu pembiayaan yang bersinergi dengan nilai kesejahteraan. Dampak eksternal adalah terbangunnya suatu iklim dan nuansa kualitas kesehatan di masyarakat yang didasari oleh spirit inovasi, dengan harapan terbentuknya kultur sosial sehat terhadap nilai keekonomian meningkatnya produktivitas dan kinerja di masyarakat.

Teknologi digital adalah kunci pembuka transformasi teknologi bergerak efisien dalam mendayagunakan interaksi partisipatif dengan masyarakat. IDI berperan menjembatani pola instruktif dan struktural yang selama ini dijalankan oleh pemerintah sebagai penentu kebijakan, dalam konteks mitra penyeimbang untuk mendistribusikan kebijakan yang bernilai berkesinambungan. Melalui potensi organisasi cabang yang tersebar luas dan militansi anggotanya, teknologi digital dikembangkan sebagai wawasan berpola untuk kesejahteraan lingkungan dan kekuatan inti pembangunan berkelanjutan yaitu terbentuknya kultur dan nilai ekonomis yang menguatkan transformasi teknologi digital merambah kepada pelayanan kesehatan masyarakat.

Energi pelayanan kesehatan adalah kerangka yang perlu dikembangkan oleh IDI melingkupi orientasi kebijakan, orientasi profesional dan orientasi optimalisasi dalam satu konstruksi keterpaduan. Ketiga orientasi tersebut merangkum struktur, kapasitas SDM dan keberlanjutan dalam kerangka standarisasi, networking dan teamwork sebagai spirit dan tali-temali yang kuat dan terajut sebagai nilai ukur keberhasilan kesinambungan. Energi pelayanan (terbarukan) bukanlah zona aman yang selama ini dalam pelukan kita, namun mampu bergerak (climbing) dalam periodik tertentu keluar dari zona aman untuk evaluasi, monitoring sistem yang sudah berjalan, dan melakukan analisis objektif mengembangkan konsep baru (perubahan) bahkan alternatif yang berkemampuan menembus sekat struktural dan birokrasi dengan tidak melupakan keberpihakan kepada akar rumput (grassroot).

Pemberdayaan yang berkualitas

Pembangunan kesehatan berkelanjutan sebagai visi besar pemerintah memerlukan partisipasi IDI untuk menjaga spirit inovasi energi pelayanan terjaga dalam transformasi kesehatan. Salah satunya adalah terjaganya produksi berkualitas (quality production) proses pendidikan dokter dengan infrastruktur fakultas kedokteran yang terakreditasi, didukung oleh berbagai institusi yang mengawal input – proses – output berkelindan dalam satu garis lurus terjaganya etika, mutu dan keselamatan pasien. Pemberdayaan SDM dokter adalah kekuatan pilar yang menyuarakan koeksitensi kompetensi dan asertif. Koeksistensi kompetensi adalah kapasitas kemampuan SDM yang dapat menjadi penggerak dalam transformasi strategi kebijakan kesehatan memelihara program untuk mencapai target sasaran, sedangkan pola asertif adalah SDM yang berfokus kepada kompetensi sebagai nilai aset keilmuan (valuable assets), nilai sosial kultural dan nilai ekonomis berfungsi strategis jangka panjang, misalnya pelayanan unggulan untuk suatu rumah sakit dan pelayanan preventif komunitas untuk tingkat kesehatan desa (posyandu)

Pemberdayaan dalam perspektif valuable assets adalah menciptakan suatu jiwa korsa (spirits of the corps) sebagai kedayaan rasa memiliki yang kuat (self being) pengabdian dokter di setiap daerah sebagai komponen dan SDM untuk menampilkan potensi terbaiknya sebagai tangan-tangan potensial mengisi setiap ruang pelayanan di masyarakat dengan nilai terbaiknya.

Bagaimana strategi istiqomah menjaga SDM IDI terkontrol dan terukur sebagai valuable assets? Spirit integritas dan kejujuran adalah kata kuncinya. Empat pilar untuk mewujudkan opitmasi dengan kultur terbaik yaitu konsep IMORE (Integrity, Meritocracy, Openess, Respect dan Excellence).

Integrity adalah kapasitas leadership yang bergerak tiga dimensi berasaskan kepada kejujuran, kebenaran dan keadilan, dituangkan dalam bentuk pemahaman kuat dengan kekuatan moral sebagai ranah utama mengelola organisasi dalam pengabdian keseharian. Meritrocracy komitmen dan political will yang kuat pimpinan organisasi menerapkan sistem kohesivitas terciptanya seleksi multipotensi pengembangan organisasi yaitu pengkaderan, pendidikan, riset dan kinerja inovasi. Openess kultur dan kekuatan aura lingkungan sebagai organisasi yang terbuka, transparan dan kondusif, sehingga interaksi fungsional organisasi memancarkan kalbu kebersamaan (spirits de corps). Respect adalah kekuatan organisasi menerapkan budaya komunikasi kesehatan publik yang ramah dan tempat wahana silaturahmi bahkan wadah solusi pengaduan masyarakat. Excellence adalah profesionalitas organisasi sebagai gelombang perubahan menghadapi setiap tantangan dan problematika kesehatan yang dihadapi di masyarakat, sebagai dimensi SDM petarung dengan tangan terbuka menawarkan konsep terbaiknya bermanfaat untuk multikehidupan, istilah kerennya spirit rahmatan lil alamin.

Kesimpulan

Peran strategis IDI (Reborn) sebagai production house dan energi pelayanan kesehatan bangsa adalah suatu konstruksi pemberdayaan holistik karakter SDM yang memiliki kemampuan sebagai agen perubahan berbasiskan leadership, integritas, spirit kesejawatan sebagai tali temali pengabdian masyarakat berkelanjutan berorientasi akar rumput.

Brigjen TNI Purn Dr.dr.Soroy Lardo, SpPD KPTI FINASIM, CIQnR, CIQaR

Peneliti Pusat Kajian Perencanaan dan Pengembangan Program Strategis (P2KP3S)

PB IDI

 

Kepustakaan

Nugroho, R. Kebijakan Membangun Karakter Bangsa, Gramedia, 2018.h.60

Prisma. Menyongsong Era Energi Terbarukan. LP3ES.Volume 37, 2018.

Khasali, R. Disruption Bagaimana Perusahaan Keluar dari Perangkap Masa Lalu dan Mendisrupsi dirinya menjadi Perusahaan yang sehat. PT Mizan, 2018.

Algoritma Energi Terbarukan Kesehatan Bangsa: Production House Energi Pelayanan Masyarakat- Together be stronger menuju G-20

Download PDF IDI Reborn dan Energi Terbarukan Kesehatan Bangsa: Production House Energi Pelayanan Masyarakat-Together Be Stronger Menuju G-20

Bagikan