“Dokter apakah bisa memberikan materi terhadap 180 dokter internship Pemda DKI tentang kegawatdaruratan tropik infeksi, waktunya dua jam”. Suatu topik yang menarik tetapi tidak mudah. Kegawatdaruratan tropik infeksi tentu berbeda dengan kegawatdaruratan penyakit jantung. Materi yang diajukan adalah konsep yang memberikan suatu alur pikir sistimatis dan terukur untuk berkemampuan memberikan suatu risk assessment penyakit infeksi akan memberat atau tidak.
Penyakit Tropik Infeksi adalah bagian dari kerangka keilmuan yang lebih luas, baik suatu global mikrobial maupun global makrobial sebagai bagian dari Global Health Security Agenda. Global mikrobial adalah pergerakan kuman ‘layaknya’ pasukan tentara yang menyebar dan menginfeksi musuh. Kuman tersebut ada yang berkualifikasi tentara biasa dan berkualifikasi khusus. Mereka memiliki potensi energi tubuh untuk berkelit dari serangan antibiotik, melaksanakan langkah mutasi atau penghindaran (evasion). Kuman juga berkemampuan untuk menyusun barikade sebelum melewati barisan barikade mukosa tubuh bagaimana menusuk dan menyebabkan mukosa tersebut menjadi bocor, berdampak kondisi tubuh yang makin terinfeksi. Global makrobial adalah pergerakan kuman yang menyentuh aspek diplomasi dan kebijakan nasional dan global terkait dengan resistensi antibiotik. Kondisi pergerakan ini sudah menyentuh kondisi diluar tubuh, menyangkut kondisi lingkungan (environmental) yang turut berperan dalam penyebaran infeksi dan situasi kondisi sosial kesehatan suatu area, untuk terjadinya suatu outbreak bahkan pandemi. Konsep dari GHSA mengurai upaya manajemen terpadu terakit dengan rapid-detect dan respons.
Dokter Muda: Multileader oversight
Dokter muda adalah generasi masa depan bangsa, menjadi harapan nusa dan harkat kerakyatan di daerah tempat bertugasnya. Dokter muda membawa misi suci dan visi memberikan keberkahan pelayanan kesehatan kepada masyarakat untuk mencapai titik kulminasi yaitu one health care – one health community. Konsep ini menuangkan dua aspek penting diantara dua gelas yang berbeda. Gelas pertama adalah spirit personalized medicine bahwa setiap individu memiliki karakteristik penyakit tertentu yang berbeda dengan individu lainnya. Hal ini merupakan tataran mikro untuk menyelami dan mendalami tidak hanya sekedar entity diseases, namun menguak fenomena tubuh yang bergerak dengan keterbatasannya menghadapi intervensi penyakit. Tubuh (host) berupaya memodifikasi sistem kekebalan tubuhnya mendinamisasi potensi pasukan perangnya menghadapi infeksi. Gelas kedua adalah perspektif epidemiologi yang berselancar diantara dua kutub yaitu melihat penyakit sebagai kesehatan komunitas yang perlu dikelola pada ‘track’ kualitas hidup, disisi lain kutub yang melihat sebagai nilai prediktif sejauh mana kesehatan komunitas berperan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Derajat kesehatan masyarakat merupakan teropong penting menilai kazanah perkembangan kesehatan yang terjadi di bangsa ini. Derajat kesehatan masyarakat adalah wadah besar untuk menampung tujuan pembangunan kesehatan apakah berjalan pada relnya atau menyimpang menjauhi nilai-nilai dan hakikat kebangsaan menuju kemandirian yaitu tercakupnya setiap elemen masyarakat (kaum tidak berkemampuan) mendapatkan layanan yang paripurna. Kuncinya adalah, keikhlasan kita untuk membalik pola pikir yang selama ini jenjang pelayanan berdasarkan stratifikasi kelas menjadi suatu profesionalitas kelas bertumpu kepada memberikan prioritas pelayanan (diagnostik dan terapetik) yang terbaik.
Salah satu tombak disetiap sudut nusantara sehat adalah peran dari dokter muda, tidak semata melaksanakan tugas kuratif ‘ansich’ di layanan primer, namun pola promotif, preventif menjadi salah satu pijakan utama menjadi alat ukur prediktif dan protektif bergeraknya solusi kompleksitas penyakit di tempatnya bertugas, sebagai varian dinamis yang dapat diurai menjadi postulat-postulat menerapkan tindakan terbaik untuk derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik.
Peran tersebut tentunya tidak mudah…, Perlu kemampuan berlapis dalam mengidentifikasi, menilai dan menjembatani dalam konteks multilayers oversight leader (kepempinan berlapis). Kepemimpinan berlapis adalah suatu penempaan kepemudaan yang berpijak kepada lapisan-lapisan filosofi kepemimpinan sejarah keteladanan yang tidak pernah pupus dengan perubahan zaman, yaitu konsistensi kepemimpinan. Konsistensi ini merupakan spirit dan daya juang yang dipacu oleh energi yang tidak pernah berhenti walaupun sudah ditopang oleh enzim-enzim pembaharuan, namun energi tersebut bersirkulasi memasuki target-target sel untuk memperbaharusi jiwa leadership. Jiwa leadership bagi dokter muda adalah tangka-tangki berpikir dan berbuat berpijak kepada kekuatan akal dan kesungguhan kalbu.
Dalam perspektif lapangan, multilayers oversight leader mengacu kepada dua nilai ketahanan bangsa yaitu ketertiban bangsa dan keselamatan insani. Ketertiban bangsa merujuk kepada disiplin mutu kerja berbasiskan kepada agama dan nasionalisme. Ketertiban bangsa memilki acuan tercapainya sendi-sendi kekuatan pribadi (individual confidence) berasaskan kejujuran, kebenaran dan keadilan. ‘Disiplin adalah nafasku’ merupakan motto dari TNI yang dapat diterapkan kepada generasi dokter milenial saat ini.
‘Disiplin adalah nafasku’ menunjukkan suatu pergerakan yang kuat dari aliran nafas yang mengatur sirkulasi tubuh ditopang oleh interaksi yang kuat dari jantung dalam curah jantung ke sel tubuh dan paru-paru sebagai agent of change dalam proses oksigenisasi tubuh. Keluaran apa yang diharapkan dari gerak dinamik tubuh disiplin adalah nafasku? Ia akan menjadi energi yang terus menerus terbentuk di kalbu seorang dokter muda untuk menyeleraskan potensi dan keilmuannya yang di dapat di Fakultas Kedokteran dalam kerangka nasionalisme. Disiplin adalah nafasku akan bergerak keluar menuju lingkungan dimana dia bertugas untuk mengembangkan suatu cultural commitment yang akan mengurai menjadi nilai-nilai di masyarakat dalam pengabdian kesehatannya. Masyarakat akan terpacu untuk menyerap nilai disiplin nafasku yang terjadi dalam interaksi keseharian, sehingga mengembangkan perspektif baru tentang nilai kualitas kesehatan yang terkait dengan produktivitas dan kinerja hidup.
Perspektif multilayers oversight leader (MOL) merupakan inovasi baru yang dapat dikembangkan di era generasi milenial. Sebab, talenta genetik yang tumbuh dan berkembang berkemampuan untuk mensinergikan multifaset tantangan kehidupan dan keilmuan yang dihadapi menjadi pola pikir konstruktif berlapis sehingga menebar nilai solusi dan sintesis yang bergerak dinamis ‘bak’ gelombang laut yang menghempas pantai dengan berbagai tingkat kekuatan energi. Saat ini dokter muda sebagai bagian MOL memiliki tantangan tersendiri untuk menumbuhkan dan mengembangkan kapasitas keilmuan dan potensi dinamis spiritual intelegensinya yang tidak hanya beririsan dengan kebijakan hidup untuk mengabdi kepada masyarakat, namun menguak fenomena-fenomena baru untuk masyarakat sebagai inovasi-inovasi kebijakan yang berorientasi tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik.
Karakteristik MOL adalah keterlibatan secara utuh teknologi informasi untuk mendukung akselerasi perubahan dan pembangunan di masyarakat. Big Data, IO dan Artificial Inteligent yang selama ini hanya merambah ‘kalangan elitis’ terkait dengan nilai ukur untuk menopang nilai ekonomis, dalam tataran lebih lanjut menjadi penopang kuat nilai makna kehidupan dimasyarakat dengan tampilan masyarakat merasakan denyut nadi MOL dan teknologi bersimbah dalam pergerakan kehidupan ekonomi yang meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
MOL dan Fishbone Analysis Kebangsaan
MOL dan teknolog fase lebih lanjut adalah peran dokter muda untuk melibatkan diri dalam kebijakan masyarakat ditempatnya mengabdi. Dokter muda dengan keandalan pemahaman teknologi, mendayagunakan perangkatnya sebagai rantai-rantai agen perubahan pemberdayaan kesehatan menuju performance yang lebih baik. Mekanisme dan kerja keras meretas kebangunan kesehatan rakyat tidaklah sesederhana memukul paku di pilahan kayu. Terdapat proses berkesinambungan terkait dengan dimensi kebijakan publik. Rangkaian proses kebijakan publik terdiri dari (1) Proses sosial (dampak kebijakan kesehatan dan keluarannya) misalnya meningkatnya kualitas kesehatan dan angka harapan hidup usia lanjut di suatu desa. (2) Proses organisasi yaitu, penguatan organisasi dengan merubah performance yang berorientasi kepada partisipasi masyarakat. Misalnya sinergitas puskesmas menalikan Posyandu (Posbindu) sebagai jembatan pemberdayaan kesehatan di masyarakat. (3) Proses Administrasi dan Institusional. Ketiga proses tersebut merupakan jembatan dokter muda untuk berkiprah mengembangkan peran, potensi, jati diri mengimplementasikan kemampuan klinis berkapasitas kebijakan sosial. Dokter muda selain menjalani tugas di bidang pelayanan kesehatan, melalui penempaan kebijakan publik terakselerasi, akan menguatkan potensi partisipatif untuk memberdayaakan masyarakat yang bertumbuh secara gradual terhadap sadar dan kualitas hidup sehat yang lebih baik. Proses penempaan publik merupakan proses perubahan sosial yang bersifat dinamis, sehingga dokter muda misalnya memanfaatkan peran posyandu dalam gerak pemberdayaan dibidang lain misalnya pertanian, peternakan dan kesehatna lingkungan.
Kapasitas MOL dalam agenda kebangsaan adalah menyemai jiwa patriotisme bahwa pengabdian bangsa adalah prioritas utama yang perlu dikedepankan. Jiwa patriotisme ini merupakan jiwa talenta dan inovasi dalam kesinambungan proses berpikir dan bertindak. Setiap dokter muda diharapkan memiliki sikap dan asas inovasi terhadapi dua bidang tugasnya yaitu pekerjaan keseharian yang menjadi tanggung jawabnya dan senantiasa mengupdate ilmu kedokteran baru pada tingkat layanan primer untuk tercapainya angka kesembuhan dan pencegahan kondisi suatu pemberatan dari penyakit komorbid.
Konstekstual utama MOL dokter muda dengan pengalaman klinis dan komunitas dini, dikembangkan pemahaman yang luas kapasitas konseptual dan aplikasi lapangan bagaimana bersikap dan bertindak jika terjadi suatu outbreak atau bencana. Tataran utama adalah pendekatan komprehensif untuk menerapkan suatu SOP berbasiskan pola lateral dan out the box saat berada di lapangan. Salah satu konstruksi analisis yang perlu dimiliki adalah berpikir dan bertindak berbasiskan metoda akar masalah tulang ikan (fish bone analysis).
Fishbone analyisis adalah suatu kebangunan kebersamaan dengan pola kerja lapangan berkemampuan mengidentifikasi faktor yang mendasari penyebab, memprediksi kemungkinan kondisi perburukan, mengantisipasi jika terjadi kegagalan sistem dan mengembangkan solusi dan tindakan untuk memberikan koreksi. Fishbone analysis melatih dengan cepat melalui brainstorming untuk menmgembangkan dan memilah ide-ide yang terstruktur dan partisipatif dalam bentuk rangkaian tulang ikan untuk melihat sebab dan akibat dan efek yang ditampilkan dalam mulut dan kepala ikan. Melalui perspektif berpikir dan mengambil keputusan berbasiskan fishbone analysis, setiap dokter muda sejak dini sudah dilatih untuk mengembangkan alternatif solusi yang sintesis jika menghadapi problematika di lapangan yang kemudian dapat ditarik ke ranah kebijakan.
Selamat bertugas adik-adik dokter muda, Kobarkan Semangat Sumpah Pemuda 28 Oktober
Jakarta, 22 Oktober 2019
- All