Oleh : Soroy Lardo

    Membangun riset TNI merupakan kepedulian TNI terhadap pendidikan dan penelitian. Ruang lingkup yang dikembangkan mencakup penelitian teknologi militer dan bidang yang mendukung tujuan pembangunan TNI, diantaranya kedokteran mililter. Riset yang berjalan saat ini melalui institusi internal litbang TNI telah menghasilkan publikasi nasional dan internasional. Namun, wadah ini perlu dikembangkan lebih luas sebagai wahana jejaring terintegrasi dengan kolaborasi riset. Jejaring dan integrasi menjadi keniscayaan jika TNI ingin maju dalam bidang riset.

       Riset TNI merupakan suatu proses penelitian pada umumnya, mencari  inovasi baru dari sistem dan doktrin militer yang menjadi acuan dasar kegiatan sebagai abdi negara. Konsep inovasi tersebut suatu olah pikir dan  manajemen pengelolaan sumber daya militer berbasiskan keilmuan, sehingga dapat membentuk visi futuristik peningkatan kemampuan TNI sebagai pengguna kekuatan dan pemelihara pertahanan negara.

     Wahana jejaring terintegrasi riset TNI berupa aplikasi lapangan,  memadukan potensi dan kemampuan teknologi militer – dan pendukungnya. Melalui kerjasama dengan institusi riset sipil menjadikan riset TNI sebagai salah ujung satu tombak untuk membangun potensi riset nasional. Pergerakan ke depan, menjadi  spirit baru menstimulasi riset TNI sebagai bagian yang perlu dilibatkan dalam kebijakan riset nasional.

Wahana yang luas

        Pendekatan historis penelitian TNI berbasiskan organisasi dan struktur TNI dengan bidang kegiatan penggunaan kekuatan untuk melindungi kedaulatan negara, pembinaan teritorial dan ikut serta dalam perdamaian dunia. Dalam perjuangan gerilya, TNI menjadi salah satu pilar bangsa untuk meraih kemerdekaan. Konsep perang semesta dan gerilya yang melibatkan masyarakat merupakan penerapan aplikasi riset TNI. Saat itu tentunya   mungkin belum ada metodologi penelitian sebagai guidelines terukur efikasi dari perang gerilya. Namun keluaran yang dibangun menunjukkan perjuangan TNI menjadi tumpuan penting diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia. Konsep perang gerilya sebagai pola historis penelitian sudah dibukukan oleh Jendral Abdul Harris Nasution.

     Pengembangan teritorial TNI pada masa orde baru melalui ABRI Manunggal menjadi catatan penting pengembangan riset di lapangan. Kegiatan bakti sosial teritorial yang diawali  sebagai program terobosan, mendongkrak daerah terisolir menjadi terkoneksi terhadap  perubahan sosial ekonomi masyarakat. Konsep ini menjadi acuan penting bahwa TNI sudah membangun aksiologis keilmuan berbasiskan aplikasi lapangan. Keterlibatan dalam perdamaian dunia melalui Kontigen Garuda, merupakan pengejawantahan pengembangan dan tugas organisasi dengan struktur multidisiplin keilmuan TNI. Keberhasilan yang dicapai menunjukkan TNI memiliki suatu sistem dan metodologi terstruktur target kerja yang menjadi tujuannya

          Melalui ketiga kegiatan diatas, menunjukkan wahana riset di TNI sangat luas, dari hilir ke hulu. Penelitian tingkat hulu mencakup konsep kebijakan kegiatan TNI sebagai update perkembangan teknologi militer sebagai inovasi peningkatan kemampuan fungsi kekuatan pertahanan. Penelitian tingkat hilir mencakup pemberdayaan sumber daya TNI dan pendukungnya untuk mengoptimalkan fungsi tugas operasi militer (OMP ) dan operasi militer selain perang (OMSP) diantaranya dalam penanggulangan bencana. Diharapkan aksiologis penelitaan TNI dapat dikembangkan berdasarkan pendekatan epistemiologis sebagai basis kegiatan TNI berikutnya.

Alternatif Karir

    Kegiatan penelitian di TNI merupakan jenjang prioritas berikutnya dari program kegiatan TNI. Dengan berjalannya globalisasi dan tuntutan inovasi bangsa, di masa depan pendidikan dan penelitian  menjadi tumpuan penting. Saat ini pembiayaan kegiatan penelitian di TNI tersedia, namun mungkin pemanfaatannya belum maksimal. Memerlukan suatu kesepahaman, penelitian sebagai salah satu fondasi dalam memelihara pertahanan negara. Kendala yang diamati, masih kurangnya SDM peneliti dari TNI yang berkomitmen mengabdikan diri dalam penelitian sebagai jalur karir mereka. Hal tersebut dimungkinkan, karena belum optimalnya organisasi dan SDM militer yang dibangun sebagai sarana pembinaan karir alternatif di bidang kemiliteran. Sebenarnya jalur karir ini menjanjikan untuk dikembangkan dilingkup TNI.

    Pembinaan organisasi dan SDM peneliti militer dapat dimulai sejak lulus dari pendidikan Akademi di lingkungan TNI/  Perwira Sarjana, berdasarkan penilaian psikotest. Sehingga jalur pengembangan kedepan memiliki perspektif lebih luas. Selain jalur militer umum (pasukan dan teritorial), jalur sebagai pendidik dan peneliti militer menjadi alternatif pengembangan karir. Hal ini tentunya tidak mudah, memerlukan proses dan waktu untuk memperjuangkannya.

         Pengembangan karir alternatif konsepnya dapat dimulai dengan merubah mindset dan kultur TNI menjadi prajurit karir yang memiliki potensi multifungsi. Sejak menjalani pendidikan militer, budaya merubah cara berpikir ini hendaknya mencerahkan prajurit muda bahwa jalur pendidikan dan penelitian dapat menjadi jalan hidup karirnya. Untuk mencapai hal tersebut perlu dibangun infrastruktur yang kuat sebagai sarana yang mewadahi, sistem pendidikan dan sertifikasi peneliti militer yang berjenjang dan berkesinambungan. Melalui karir alternatif ini, SDM Militer akan semakin kuat. Melalui jalur ini, konsep teritorial dan penggunaan kekuatan TNI  dikembangkan dengan berbasis bukti pendidikan dan penelitian berkelanjutan.

Integrasi dan Networking

      Saat ini adalah dunia  kolaborasi, termasuk untuk TNI. Pendidikan sudah berevolusi kepada era teknologi berupa perkembangan pengetahuan ilmiah telah mengguncang profesi keilmuan menjadi kedaluwarsa (termasuk profesi militer). Tatanan rasional yang dibentuk pola kehidupan dunia kerja, munculnya tuntutan kecakapan baru dengan spesialisasi khusus diataranya cloud computation. Cloud computation  adalah teknologi penggunaan komputer dengan internet sangat dibutuhkan untuk cyber army karena memangkas rangkaian aturan prosedur kompleks menjadi suatu pola kerja berdasarkan analisis dan kreativitas, perencanaan dan penciptaan gagasan baru. (Iwan Pranoto, Kompas 1 Februari 2017).

      Integrasi dan networking  riset TNI bertumpu kepada tiga aspek. Aspek pertama adalah membangun atau menyempurnakan infrastruktur lembaga riset TNI Angkatan yang ada saat ini dalam satu kelembagaan yang kuat. Proses ini hampir mirip dengan terbentuknya Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI sebagai lembaga khusus yang merencanakan, mempersiapkan, pendidikan dan pelatihan setiap perwira dan prajurit yang akan bertugas dalam operasi perdamaian dan sebagai observer di konflik internasional. Lembaga Riset TNI justru akan lebih mudah dipadukan mengingat infrastruktur lembaga dari setiap angkatan sudah menjalani kegiatan penelitian. Aspek kedua membuka jejaring dengan lembaga penelitian militer dari berbagai negara dengan prinsip asas keterbukaan dan transfer ilmu pengetahuan berdasarkan prinsip prinsip kerjasama keilmuan universal. Melalui gerbang kerjasama penelitian ini, akan menautkan kebhinekaan dan kekhasan masing masing negara mengisi ceruk kekurangan basis penelitian militer untuk mendukung perencanaan dan pelaksanaan kegiatan operasi militer dan non militer. Aspek ketiga berupa pemberdayaan SDM  TNI sudah sejak dini disiapkan untuk mampu menghadapi interkoneksi kerjasama global di bidang penelitian militer. Basis dasar yang dibentuk adalah karakter juang SDM TNI sejak awal bertugas dalam lingkup lapangan berbeda (aksiologis) memiliki cara pandang dari proses bertindak tersebut dengan tidak menafikan nilai-nilai epistemiologis penelitian. Misalnya penugasan dalam bencana, merupakan integrasi organisasi dan SDM multidisiplin yang besar, selama ini sudah terstruktur SOP nya baik dalam perencanaan dan pelaksanaan, tolok ukur efektifitas pendayagunaan SDM dalam kejadian bencana, perlu didukung oleh suatu penelitian.

Riset sebagai tumpuan Ketahanan Nasional

      Riset mau tak mau menjadi haribaan TNI. Pembinaan kekuatan dibidang ketahanan nasional membutuhkan hasil riset yang handal. Riset akan menjadi bagian tali temali yang memperkuat ikatan TNI sebagai kesatuan yang solid dalam mengemban tugasnya. Soliditas TNI sudah teruji dalam medan juang (kemerdekaan) maupun medan pengabdian negara dimasa damai. Soliditas tersebut berupa spirit dan nilai kejuangan berdasarkan sapta marga dan sumpah prajurit dengan bertumpu kepada disiplin dan kesetiaan menjaga NKRI.

    Riset TNI sebagai tumpuan ketahanan nasional mengacu kepada luasnya pembinaan teritorial wilayah negara dengan tiga matra angkatan. Kegiatan ini membutuhkan kesinambungan kompetensi SDM yang handal, peralatan dan  teknologi militer dan fasilitas yang mendukung terciptanya dan tercapainya setiap target operasi kegiatan. Dengan sistem dan struktur organisasi yang sudah mapan, riset TNI dapat menjadi salah satu sekrup pembuka untuk mencari terobosan baru sistem yang berjalan saat ini, atau pergerakan lebih jauh yaitu mempelajari mekanisme dan proses yang berjalan.

   Riset TNI diharapkan mengembangkan penelitian dan tenaga peneliti yang tersertifikasi. Kompetensi dan potensi yang dimiliki dengan peningkatan kemampuan berjenjang dapat berdiri sejajar dan peneliti dari institusi riset sipil dan dari lembaga pendidikan tinggi. Dengan demikian perwira TNI/prajurit TNI yang mengabdi di bidang riset tumbuh kebanggaan (jiwa corps) untuk terus meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan sebagai peneliti berkelanjutan. Melalui kesejajaran ini kolaborasi penelitian akan semakin memiliki nilai tambah dan variatif, yang dengan sendirinya akan menghasilkan hasil kolaborasi penelitian inovatif. Pimpinan TNI dan Kementrian bidang Ristek memberikan apresiasi terhadap hasil riset kolaboratif tersebut, diharapkan nilai spirit untuk melaksanakan riset tidak hanya sebagai kepuasan batin, namun memberikan dampak lebih luas dari setiap kebijakan lapangan yang dijalankan oleh TNI.

Riset Inovasi dan Prospeknya

      Riset Inovasi merupakan kunci utama dari Riset TNI. Jangkauan yang diberdayakan adalah menjembatani proses sosio ekonomi militer (epidemiologi)  ketatnya penugasan di dalam dan di luar negri dengan teknologi militer yang digunakan dan validasi yang selalu terupdate. Riset inovasi sesuai fungsinya, mengembangkan tataran baru penelitian dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan penelitian untuk mendukung tugas dan fungsi pokok TNI.

      Saat ini riset inovasi pada TNI sudah berkembang pesat. Tataran pengembangan penelitian mencakup bidang material dan non material. Untuk bidang material terkait dengan alusista, penelitian dan perekayasaan sudah sedemikian maju. Penelitian non material terkait dengan pemberdayaan berbagai disiplin ilmu pendukung memiliki kontribusi penting dalam mengaplikasikan tugas pokok TNI misalnya beberapa aplikasi kegiatan penugasan prajurit di perbatasan. Dalam bidang kedokteran militer yang saat ini penelitiannya sudah dilaksanakan adalah penelitian tentang obat herbal malaria sebagai profilaksis prajurit yang bertugas di perbatasan daerah endemik malaria. Penelitian ini bekerjasama dengan Institute Tropical Disease UNAIR dan PT Kimia Farma. Hasil penelitian pendahuluan mendapatkan efikasi penelitian pertama memiliki keamanan dan      dilanjutkan dalam penelitian kedua untuk menguji efikasi yang dikuti secara kohort.

     Prinsip penelitian inovasi di TNI adalah memberdayakan komponen institusional yang sudah berjalan dengan mengoptimalkan sarana pada lembaga TNI menjadi keterpaduan sistem kerja lembaga litbang antar angkatan. Kebijakan yang diturunkan adalah spirit dan terobosan riset TNI melalui beberapa tahapan yaitu : (1) Penyusunan kerangka besar lembaga riset TNI dan peran kedepannya sebagai jejaring riset nasional. (2) el Lembaga Riset TNI yang memiliki satu rantai komando dengan masing masing lembaga riset angkatan. (3) Membentuk sistem jaringan kerja terintegrasi lembaga riset angkatan, terutama dalam optimalisasi kerjasama penelitian militer baik di dalam dan luar negri., (4) Pemberdayaan SDM peneliti militer melalui terobosan jenjang karir, stratifikasi kerja, sertifikasi peneliti dan kompetensi akademik sebagai peneliti militer yang memungkinkan mendapatkan penghargaan kenaikan pangkat dari prestasi kerja yang dilakukannya.

  Peneliti Militer yang sebelumnya merupakan profesi pelengkap, dengan perkembangan global menuntut suatu reorientasi kebijakan sebagadani alternatif karir yang menjanjikan dan memiliki prospek yang sama dengan ruang lingkup bidang kerja militer utama, diperlukan suatu upaya dan kerja keras untuk mencapai hal tersebut.

Soroy Lardo, Doktor Lulusan Universitas Gadjah Mada.

Peneliti Kesehatan Angkatan Darat.

Bagikan
Translate »